Enam Perkara Setelah Menyelesaikan Novel

POSTED ON:

BY:

Novelmu selesai dengan mudah, atau setelah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun? Kalau begitu, selamat! Menyelesaikan novel adalah sesuatu yang tidak bisa dibilang mudah. Menyelesaikan sebuah karya fiksi, bisa menguras tenaga dan emosi, apalagi jika naskah tersebut telah mengalami banyak pasang-surut komentar dan kritik.

Nah, apa langkah selanjutnya sebelum benar-benar mengirim novelmu pada penerbit? Atau mungkin sebelum memutuskan untuk self-publish?

Langkah paling dekat dengan diri sendiri adalah bernapas lega dan merefleksikan apa yang sudah kalian kerjakan selama ini. Menyelesaikan novel, bukan berarti perjuanganmu selesai. Selesainya novelmu hanyalah awal dari petualangan pertamamu sebagai seorang novelis.

Sebelum memutuskan atau memikirkan tentang penerbitan, ada baiknya kamu memikirkan beberapa hal ini.

1. Tahan novelmu selama beberapa minggu, paling tidak selama empat minggu.

Jangan memaksakan diri untuk membacanya, menyuntingnya, atau melakukan apa-apa terkait naskahmu. Sebagai penulis, kamu harus beristirahat sejenak dari proyek tulisan itu dan setelah merasa cukup istirahat, bacalah kembali dengan pandangan baru. Baca naskahmu itu melalui kacamata pembaca yang baru membuka halaman demi halaman naskahmu pertama kali (bukan sebagai posisi penulis).

2. Simpan naskah sebagai bukti awal karir.

Naskah itu mungkin telah ditulis berpuluhribu jam sebelum kamu benar-benar bisa menulis dengan baik. Ada ribuan bahkan jutaan kata yang ada dalam naskahmu. Ada yang ditambah, ada juga yang dikurangi. Terkadang, kita harus menyisihkan naskah pertama ini dari jalan utama kepenulisan. Anggaplah naskah pertama ini sebagai hadiah dari latihanmu sebagai novelis. Lalu, buatlah naskah baru.

3. Kirimkan novel ke orang lain untuk dinilai.

Naskah yang telah selesai bisa dikirim ke beta reader profesional. Atau, jika kamu punya teman penulis yang sudah banyak menerbitkan karya, kamu bisa meminta tolong pada temanmu untuk menjadi pembaca pertama dan memberi masukan serta nilai.

Baca juga: Tentang Beta Reader

4. Ambil latihan menulis.

Setelah menulis secara otodidak, mungkin kamu ingin mengetahui beberapa hal terkait dunia kepenulisan. Mulai dari segi teknis hingga segi penerbitan. Hal ini supaya kamu mengetahui dasar-dasar dalam menulis novel yang baik. Dasar-dasar itu jugalah yang dapat membantumu untuk swasunting naskah.

5. Membuat jadwal swasunting.

Naskah awal hanyalah sekumpulan ide yang tertuang saat kamu menulisnya. Namun, kamu mungkin akan melakukan banyak revisi, pembacaan ulang, bahkan sampai merombak habis naskahmu itu. Semua proses tersebut kadang membutuhkan waktu lebih banyak dan energi ekstra daripada saat kamu menulis naskah itu pertama kali. Agar tetap dalam jadwal, ada baiknya membuat jadwal dan rencana swasunting.

6. Cari penyunting profesional.

Jika kamu ada uang atau rezeki lebih, hal ini sangat direkomendasikan. Editor atau penyunting yang telah profesional dapat melihat hal-hal teknis maupun lubang yang tidak kamu lihat sebelumnya dari novelmu—tentu saja karena kamu penulisnya.

Nah, dari hasil sunting oleh profesional, tentu saja hasil akhir naskah pertamamu akan menjadi lebih profesional pula.

Itulah enam hal pertama yang direkomendasikan saat baru menyelesaikan naskah pertama. Apakah teman-teman setuju? Saya tunggu komentarnya ya. Selamat menulis!



Related posts

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Search


Out Now!


Click banner to buy Not for IT Folks with discount!

Recent Posts


Tags


7 Divisi (7) Advertorial (4) Album Review (4) Antologi Ayu Welirang (4) Antologi HISTERY (2) Ayubacabaca (62) Ayu Welirang's Bibliography (9) Blogging Story (2) BS-ing everyday (7) Buku (63) Cabaca (3) Central Java (14) Cerita Detektif (7) Cerita Investigasi (4) Cerita Persahabatan (2) Cerpen (10) Cerpen dari Lagu (5) Drama (6) Editing Works (3) Februari Ecstasy (2) Fiksi Kriminal (3) Forest Park (2) Got Money Problem? (4) Halo Tifa (3) Heritage Sites (4) Hiking Journal (10) Hitchhike (4) Horror (3) Indonesia (37) Interview (2) Jakarta (10) John Steinbeck (3) Journal (18) Kopi (2) Kuliner (3) Kumcer (10) Latar Novel (2) Lifehacks (3) Living (4) Local Drinks (4) Local Foods and Snacks (5) Mata Pena (4) Media Archive (4) Menulis Adegan (2) Metropop (8) Mixtape (4) Mountain (18) Museum (2) Music Playlist (7) Music Review (4) My Published Works (13) NgomonginSeries (5) Nonton (6) Not for IT Folks (3) Novel Keroyokan (2) Novel Kriminal (4) Novel Thriller (3) On Bike (3) On Foot (4) On Writing (25) Pameran (2) Panca dan Erika (3) perjalanan dalam kota (3) Photo Journal (12) Potongan Novel Ayu Welirang (3) Publishing News (3) Review (72) Riset Tulisan (2) Rumah Kremasi (2) Santai (10) Sayembara-Novel-DKJ (3) Sci-fi (6) Sequel (4) Serial Detektif (2) Series Review (5) Short Stories (11) South Tangerang (1) Sumatera (3) talk about living my life (3) Tentang Menerbitkan Buku (7) Terjemahan (6) Things to do in Jakarta (4) Thriller (7) Tips (35) Tips Menulis (28) to live or not to live (6) Translation Works (6) Travel Guide (3) Traveling (4) Travel Notes (2) Travel Stuff (2) Waterfalls (2) Wedding Preparation (5) Wedding Vendor Bandung (3) West Java (15) Worldbuilding Novel (2) Writing for Beginner (27) Writing Ideas (17) Writing Journal (38) Writing Prompt (9)

Newsletter


Create a website or blog at WordPress.com

%d bloggers like this: