Penulis: Dewi ‘Dee’ Lestari
Tahun Terbit: 2018
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal: 724 halaman, paperback
ISBN: 9786022914631
Dari sebuah lontar kuno, Raras Prayagung mengetahui bahwa Puspa Karsa yang dikenalnya sebagai dongeng, ternyata tanaman sungguhan yang tersembunyi di tempat rahasia.
Obsesi Raras memburu Puspa Karsa, bunga sakti yang konon mampu mengendalikan kehendak dan cuma bisa diidentifikasi melalui aroma, mempertemukannya dengan Jati Wesi.
Jati memiliki penciuman luar biasa. Di TPA Bantar Gebang, tempatnya tumbuh besar, ia dijuluki si Hidung Tikus. Dari berbagai pekerjaan yang dilakoninya untuk bertahan hidup, satu yang paling Jati banggakan, yakni meracik parfum.
Kemampuan Jati memikat Raras. Bukan hanya mempekerjakan Jati di perusahaannya, Raras ikut mengundang Jati masuk ke dalam kehidupan pribadinya. Bertemulah Jati dengan Tanaya Suma, anak tunggal Raras, yang memiliki kemampuan serupa dengannya.
Semakin jauh Jati terlibat dengan keluarga Prayagung dan Puspa Karsa, semakin banyak misteri yang ia temukan, tentang dirinya dan masa lalu yang tak pernah ia tahu.
***
Saya membaca Aroma Karsa awalnya sih ngebut. Jadi pas bukunya sampai, saya diamkan dulu beberapa minggu. Barulah ketika pekerjaan kantor sudah santai, saya mulai membaca. Soalnya, dari pengalaman saya yang sudah-sudah, buku-buku Ibu Suri pasti selalu bikin saya begadang. Ketagihan. Mau tidur jadi kepikiran kalau belum selesai dibaca. Maka saya putuskan buat membacanya pas memang lagi senggang banget.
Novel ini tebal. Banget. Namun, ada kenikmatan yang tidak bisa didefinisikan sih saat membaca Aroma Karsa. Saya bisa merasakan bahwa di karyanya yang satu ini, Ibu Suri benar-benar melakukan riset mendalam. Mulai dari jalan-jalan ke Bantar Gebang sampai riset di pabrik parfum. Ini merupakan karya yang nggak main-main dan memang begitulah seharusnya. Karya yang nggak main-main dalam riset, benar-benar memanjakan pembaca.
Di novel ini pula, beberapa kelakar dari orang-orang di sekitar Jati, mengingatkan saya akan kebodoran Empret di Supernova. Di sini ada Sarip, penjaga lapas tempat ayah Jati dipenjara yang logatnya Betawi-Bekasi banget. Lemparan jokes-nya benar-benar khas Bekasi, karena saya juga punya teman yang berasal dari sana dan saya nggak bisa nggak membayangkan dia saat membaca dialog antara Sarip dan Jati. Untuk satu hal ini, saya kepingin menjura sama Ibu Suri, karena apa yang disajikan benar-benar alami dan seolah nyata.
“Bujubuneng! Mau linglung gimana juga tetap saja ngerti kalau lihat orang cantik, mah!” — Sarip, hal. 289
“Aji-aji lu emang bangke, calon lu cakep bener!” — Sarip, hal. 681
Di versi cetak ini pula, cukup banyak typo yang tertangkap mata. Biasanya sih, di Supernova dulu, saya jarang menemukan typo. Di Aroma Karsa ini, ada beberapa kata yang terulang dan bahkan salah tulis. Memang tidak mengurangi kenikmatan membaca, tapi ya jadinya kentara saja. Soalnya, karena terbiasa membaca buku-buku Ibu Suri dengan saksama, ketika ada typo pasti langsung kelihatan. Namun, membaca novel setebal ini, tidak begitu lelah seperti membaca novel-novel misteri dan konspirasi dari Dan Brown. Di sini, masih ada beberapa kutipan yang bisa membuat kita berhenti sejenak dan merenung.
Dunia ini sesungguhnya dunia aroma. Penciuman adalah jendela pertama manusia mengenal dunia. Manusia lebih mudah dipengaruhi oleh yang tidak terlihat. (hal. 153)
Empu Smarakandi menggelengkan kepala. “Asmara. Tidak bisa dipahami, cuma bisa dirasakan akibatnya.” (hal. 661)
Intinya sih, ini benar-benar novel tebal yang tidak membosankan. Saya berharap banget, mungkin suatu saat novel ini bisa jadi kanon di dunia kesusastraan Indonesia. Kalau tidak jadi kanon, ya minimal Aroma Karsa dibawa juga ke festival luar negeri, seperti karya-karya Eka Kurniawan yang menang award misalnya. Karena, bagi saya, Aroma Karsa ini sudah layak disandingkan dengan kanon-kanon dunia.
Aroma Karsa merupakan paket lengkap; mitologi, sains fiksi, petualangan, misteri, fantasi, sekaligus fiksi sejarah mungkin ya. Pokoknya, semua campur aduk di sini, seperti macam-macam aroma yang juga akan banyak kalian temukan saat membaca Aroma Karsa.
Leave a Reply