Halo.
Di tengah pandemi ini, gue pengen kembali mengisi blog. Karena sedang #workfromhome, gue coba menyempatkan diri untuk update perkembangan menulis dan berbagi tips seputar menulis. Nah, hari ini gue pengen banget berbagi tips soal bagaimana biasanya gue bikin judul fiksi. Entah itu cerita pendek, novel, judul kumcer, dan lain-lain.
Cara memberi judul pada karya fiksi, bisa memakai beberapa pendekatan. Berikut ini adalah beberapa tips yang biasanya gue lakukan saat memutuskan judul novel.
1. Keep It Simple
Judul fiksi haruslah sederhana. Bukan pendek, tetapi sederhana. Panjang boleh, tapi sebaiknya tidak lebih dari empat kata. Sederhana ini maksudnya, coba membatasi konsep judul novel kalian ke satu atau dua topik saja. Menggabungkan beberapa topik atau premis, bisa membuat novel atau karya fiksi kalian malah jadi kayak skripsi. Serem nggak tuh?
2. Mudah Diingat
Judul novel kalian, kalau nanti berhasil masuk penerbit, tentu akan dipajang di mana-mana. Kalau judulnya menarik dan mudah diingat, pasti makin banyak orang yang tahu novel kalian itu. Jadi, jangan membuat judul yang bikin orang sudah malas baca duluan, otomatis nggak akan diingat-ingat lagi tuh. Judul novel juga bisa dibuat yang terkesan meneror, seram, atau mengintimidasi. Atau bisa juga buat judul yang unik tapi keren didengar, pasti orang akan langsung mengingatnya.
3. Deskriptif
Maksud dari deskriptif adalah, judul novel dan karya fiksi kalian harus memunculkan kata kunci dari kejadian, nama seseorang, atau minimal ide novel tersebut. Kata kunci ini juga akan membantu karya kalian menemukan posisi pembaca sesuai segmennya. Contoh: Selendang yang Ternoda, adalah judul yang intimidatif. Tapi, konsep judul tersebut, nuansanya bukan untuk remaja. Jadi, otomatis segmentasinya pun untuk orang dewasa, kehidupan pernikahan, atau affair mungkin?
4. Mudah Dieja
Judul yang baik, haruslah mudah dieja. Jika judul novel kalian sulit dieja atau terbaca oleh orang lain, ada kemungkinan mereka akan skip buku kalian dan memilih judul lain. Padahal, mungkin saja buku kalian itu menarik banget. Selain itu, ada kemungkinan orang-orang yang merekomendasikan judul kalian bisa salah ketik. Jadi, kalian malah dapat kerjaan lebih untuk mengoreksi rekomendasi dan media coverage.
Baca Juga: Tips Menulis Novel untuk Pemula
Formula Judul Fiksi
Di atas itu adalah langkah-langkah simpel dalam merumuskan judul novel. Sekarang, bagaimana sih membuat judul novel? Pakai formula apa ya enaknya? Yuk, simak di bawah ini!
Istilah Asing?
Istilah asing ini bukan berarti kalian bebas pakai bahasa Korea, peribahasa Somalia, dan lain-lain. Istilah asing bisa berarti suatu bahasa yang belum diketahui. Bahkan, bahasa Indonesia pun banyak kosakata baru yang bisa kalian pakai untuk membuat judul yang eyecatching. Tapi, kalau memang menurut kalian istilah “asing” yang memang dari bahasa lain juga menarik, ya sah-sah saja kok dipakai. Contohnya: Cerpen “Tezcatlipoca” yang pernah gue terbitkan dalam kumpulan cerpen Rumah Kremasi, itu berasal dari istilah Aztec, mengacu pada dewa sentral dalam budaya mereka atau cermin asap. Judul ini sebenarnya dipilihkan oleh Bang Nosa Normanda, editor Jakartabeat, tempat di mana gue menerbitkan cerpen itu pertama kalinya. Sebelumnya, judul yang gue unggah adalah “Kotaku Abad 22”, tapi karena kurang nendang, akhirnya diubah oleh Bang Nosa menjadi judul tersebut.
Nama Tokoh
Nah, ini formula yang paling mudah untuk membuat judul novel. Di salah satu novel gue, ada tokoh bernama Tifa (Tivani Kamalia). Dia adalah siswi baru di sekolah menengah kejuruan. Karena ceritanya bergulir antara Tifa dan kawan-kawannya, maka gue jadikan dia sebagai kata kunci novel berjudul Halo, Tifa.
Baca Juga: Tips (Sesat) Penokohan Karakter Fiksi
Idiom, Frasa, Metafora
Menggunakan kata-kata nonpredikatif (frasa) atau ungkapan / idiom yang tidak sesuai dengan makna aslinya. Dalam hal ini, mungkin kalian lebih familiar jika gue menyebut “metafora”. Misalnya, salah satu novel yang gue garap, berjudul Mata Pena, juga novel thriller berjudul Tinta Arang yang sedang gue garap dan tayang reguler di GWP. Nah, kedua hal ini bukan arti sebenarnya, melainkan hanya ungkapan. Mata Pena bukan bermaksud menggambarkan pena yang benar-benar punya mata, tetapi istilah yang disebutkan kepada ujung pena yang runcing.
Judul Lagu
Banyak di dunia ini, judul lagu yang menarik dan bisa kalian jadikan kata kunci novel. Misalnya saja, judul lagu musisi Daft Punk, dengan judul Digital Love, bisa dijadikan judul TeenLit. Kenapa? Jadi, premisnya ada anak SMA yang suka banget main tinder tapi nggak pernah ketemu sama orang-orang di tinder itu karena hanya senang-senang saja. Tapi, entah kenapa suatu hari dia suka banget sama orang tinder yang dia kontak terakhir kali, walau dia nggak berani ketemuan karena dia bukan cewek populer dan cantik banget. Nah, dia cuma bisa cinta lewat tinder, stalking di IG atau Facebook si cowok, dan lain-lain. Keren juga nih!
Nama-nama Tempat
Ini juga paling banyak dijadikan formula. Misalnya seperti tetralogi Ilana Tan: Summer in Seoul, Autumn in Paris, Winter in Tokyo, dan Spring in London. Atau bisa juga hanya nama kotanya, seperti novel Windry Ramadhina yang berjudul London. Juga novel Ruwi Meita yang pernah terbit di MokaMedia saat penerbit tersebut masih awal-awal berdiri; Kaliluna: Luka di Salamanca. Ceritanya tentang tokoh bernama Kaliluna, seorang remaja, atlet panahan yang harus melupakan mimpinya karena mengalami kejadian buruk. Ia lalu kabur ke Spanyol dan di sana kehidupannya mulai kembali. Salah satu cerita pendek yang gue terbitkan dalam Rumah Kremasi, juga ada yang memakai nama tempat. Cerpen itu berjudul Migdal Bavel, atau nama lain dari Menara Babel dan bercerita tentang manusia serakah.
Bermain Angka!
Ini adalah formula favorit gue. Bermain angka dan menggabungkannya dengan kata, bisa menambah judul novel kita jadi keren dan tambah menarik. Bisa juga kalian hanya memasukkan unsur tanggal, jam, atau tahun doang. Contohnya sudah banyak banget. Misalnya, novel 7 Divisi yang gue garap dan bertema petualangan. Atau novel George Orwell yang berjudul 1984, kumcer Putra Perdana yang dijuduli Jakarta 24 Jam, novel detektif Sabda Armandio berjudul 24 Jam Bersama Gaspar, novel-novel Dhonny Dirgantoro yang kece; seperti 5cm, dan 2. Judulnya memang sesederhana itu, tapi menarik bukan? Jangan lupakan novel distopia legendaris dari Ray Bradburry, Fahrenheit 451.
Nah, itulah kira-kira, beberapa formula yang biasa gue gunakan saat menggarap sebuah novel atau cerita pendek. Bagaimana? Sudah kepikiran mau memberi judul novelmu apa? Drop saja judul pilihanmu di kolom komentar ya! Selamat menulis!
Leave a Reply