Ada beberapa pembahasan tentang genre dalam fiksi. Satu genre dalam penulisan fiksi, biasanya memiliki banyak genre turunan yang dapat digunakan untuk positioning, identitas, dan konsistensi penulis. Namun, genre turunan ini memiliki satu unsur yang sama dengan genre utamanya. Kali ini, saya ingin coba membahas sedikit tentang genre misteri dan apa saja genre turunan yang masuk sebagai cabang dari genre misteri.
Berdasarkan Wikipedia Indonesia, misteri sendiri diartikan sebagai hal-hal yang belum diketahui dengan pasti dan menarik keingintahuan seseorang. Selain itu, lumrahnya di Indonesia, misteri selalu dikaitkan dengan ‘mistis’, hal-hal yang berbau makhluk halus, horor, atau kejadian supranatural. Namun, dalam penulisan fiksi, misteri yang dibahas nyatanya berbeda.
Misteri dalam fiksi, lebih berat kepada pembahasan teka-teki, atau bagaimana suatu fenomena dapat dipecahkan dengan alasan atau solusi rasional. Selain itu, genre misteri dalam fiksi secara sederhana adalah untuk menjawab pertanyaan, “Bagaimana kita bisa mencari kebenarannya?”
Baca juga: 13 Genre Fiksi Terpopuler untuk Dipilih
Genre misteri secara sederhana adalah upaya untuk ‘menentang’ pemahaman akan dunia kita selama ini. Ada banyak hal yang masih menjadi teka-teki dan hal-hal tersebut dibentangkan dalam genre misteri. Selama ini, kita mengetahui bahwa misteri ini hanya bisa dikaitkan dengan urusan supranatural atau hal-hal gaib, tetapi sebenarnya semua fenomena tentu ada penjelasan rasionalnya. Mengacu pada rasionalitas fenomena ini, genre misteri itu pun turun menjadi beberapa genre lain seperti penggabungan misteri dan fiksi kriminal seperti cerita detektif.
Ada formula umum yang sering muncul pada cerita-cerita bergenre misteri campuran fiksi kriminal, di antaranya:
- Kejahatan yang membingungkan.
- Investigator yang termotivasi.
- Pembunuh yang tersembunyi.
- Cover-up, penutupan kejadian juga pengungkapan penjahat yang digambarkan secara foreshadow.
- Penemuan dan eliminasi tersangka (seringkali tersangka lainnya hanya dijadikan red herring, atau dalam rangka misleading).
- Evaluasi petunjuk dan kemungkinan, serta menyaring motif.
- Identifikasi dan pemahaman akan si pelaku.
Formula tambahan:
- Protagonis: umumnya, tokoh protagonis dalam genre ini adalah polisi, detektif swasta, wartawan, atau detektif amatir. Protagonis harus memiliki keinginan kuat untuk menegakkan keadilan yang mewujud pada kode-kode atau quote orisinil si tokoh protagonis ini. Selain itu, protagonis juga memiliki otak encer dan empati tinggi terhadap kemanusiaan.
- Antagonis: tokoh antagonis atau penjahat dalam genre misteri-detektif ini biasanya melakukan kejahatan secara tidak sengaja, kadang bisa juga karena memang sudah merencanakannya dengan rinci. Jika tidak sengaja, proses cover-up lah yang membuatnya sama dengan penjahat yang sudah merencanakan kejahatannya. Oleh karena itu, upaya melarikan diri dari hukum, biasanya menggambarkan bagaimana si pembunuh ini sungguh dengki dan tidak mau disentuh hukum sama sekali. Sementara, penjahat yang sudah terencana, biasanya memang penipu ulung dan bisa membuat orang lain percaya apa yang salah menjadi benar.
- Latar: setting atau latar dalam genre misteri bisa terjadi di mana saja, tetapi biasanya situasi yang ada di sekitar dapat membuat si antagonis tetap berlaku tenang, seburuk apa pun kondisi atau seburuk apa pun TKP yang ada.
- Pengungkapan: sama seperti genre misteri yang umum, pengungkapan dalam cerita detektif biasanya terjadi secara foreshadowing, pelan-pelan dari bab ke bab untuk mengajak pembaca mengumpulkan petunjuk. Terkadang, hasil akhir terasa lebih mengejutkan daripada apa yang pembaca tebak, tetapi memang itulah tujuan penulisnya.
Berdasarkan situs Writer’s Digest, ada beberapa sub-genre untuk genre misteri ini, di antaranya:
- Cozy mysteries: genre ini dapat diartikan secara harfiah sebagai ‘misteri yang nyaman’, sebab ironisnya, genre ini memunculkan suasana atau latar di mana kejahatan dan kekerasan sangat jarang muncul. Namun, tokohnya kadang harus ikonik, misalnya seperti Father Brown, Miss Marple, atau cerita-cerita misteri Lima Sekawan. Selain itu, penutupan kejahatan (cover-up) terjadi sangat brilian dan membutuhkan kemampuan ‘sakti’ para protagonisnya dalam memecahkan masalah. Sakti di sini tentu saja dalam rasio wajar, tetap bisa dijelaskan secara ilmiah dan bukan semata-mata supranatural.
- Hard-boiled: tokohnya kadang polisi atau PI (private investigator), kuat, dan memiliki kapabilitas. Gambaran terhadap kejahatan dan lingkungannya tampak realistis. Dalam sub-genre ini, protagonis biasanya memiliki pengetahuan akan dunia kejahatan bawah tanah, teknik investigasi yang baik, bahkan tak segan memakai senjata dan lainnya. Kejahatan benar-benar digambarkan dengan gelap, keras, dan tidak cocok untuk orang usia 16 tahun ke bawah. Adanya ornamen-ornamen tambahan seperti wanita, mafia, dan lain-lain adalah hal umum dalam subgenre ini.
- Police-procedural: genre ini dapat dikatakan sebagai sepupu dari hard-boiled. Namun, alih-alih polisi atau PI yang menyendiri, satuan kepolisian akan mengambil alih tugas dalam memecahkan misteri atau suatu tindak kejahatan. Selain itu, genre ini mengedepankan tugas-tugas satuan kepolisian, kerja sama dengan tim forensik, bagaimana kaidah interogasi dilakukan, kelindan polisi dengan politisi, juga kelindan antara media massa dengan warga.
- Medical, scientific, forensic-mystery: genre ini dekat dengan genre police procedural, di mana protagonis akan menyempurnakan pekerjaan polisi dengan pengetahuan mereka akan patologi forensik, forensik digital, ahli senjata, pemeriksaan medis, maupun keahlian teknis lainnya. Tokoh utama biasanya adalah dokter forensik, hacker, ahli komputer, dan lain-lain.
- Legal atau courtroom drama: genre ini cukup banyak muncul dalam beberapa serial Korea, seperti Lawless Lawyer, Witch at Court, Stranger: Dark Secret Forest, Hyena, Miss Hammurabi, dan lain-lain. Biasanya kisah berkutat dalam dunia pengacara yang membela klien atau jaksa yang mengajukan tuntutan pada si penjahat.
Nah, kira-kira itulah beberapa genre misteri dengan subgenrenya yang bisa ditemukan dari berbagai sumber lain. Jika ada yang ingin menambahkan, silakan tinggalkan komentar.
Baca juga: 5 Langkah Menyusun Plot Novel
Leave a Reply