Saya menulis ini di ponsel, ketika sedang dalam perjalanan menuju Jakarta dari Bandung dengan bus Primajasa kesayangan. Kondisi bus cukup penuh pagi tadi dan dipikir-pikir karena tidak mengantuk—juga karena saya tidak mungkin bisa tidur sebab sering curiga pada penumpang lain—saya memutuskan untuk menulis sesuatu yang….yah…. siapa tahu saja bermanfaat.
Ide pembahasan ini muncul begitu saja. Dan seperti kemunculannya yang random, saya jadi ingin membuat teori bahwa ide itu memang tidak perlu ditunggu melainkan harus dipaksa. Bagi saya yang sering terikat tenggat waktu, si ide ini rasanya tidak bisa ditunggu. Hanya pembenaran orang malas saja yang bilang, “Ah, ide gue mah ditunggu aja, nanti juga ada.” Lantas bagaimana jika ide tersebut tidak datang-datang? Apakah Anda diam saja? *Oke, sampai sini saya mulai merasa seperti Mario Teguh.
Saya senang menulis dan demi membuang pembenaran-pembenaran penulis seperti di atas, saya kerap memaksakan ide untuk muncul. Karena, bagi penulis fiksi, rasanya kurang nyaman saat tidak ada kisah yang bisa diceritakan. Alih-alih menuliskan kisah pribadi yang biasa saja, penulis fiksi jadi gemar mengomentari dan mengobservasi berbagai jenis manusia ke dalam bentuk fiksi. Isinya ada yang nyata ataupun mendekati nyata. Cerdiknya penulis fiksi, ya tentu karena mereka membungkus cerita orang lain menjadi sebuah drama dengan plot kompleks. Padahal kan aslinya tidak begitu.
Berbekal dari hasil observasi yang terkumpul dan keinginan untuk membuang kebiasaan “menunggu ide”, pada malam tahun baru lalu, entah kenapa saya memiliki ide gila untuk membuat klub menulis maraton dengan teman-teman maya. Teman-teman saya ini juga bukan penulis biasa, karena mereka notabene adalah penulis detektif, thriller, misteri, suspense, dan bahkan fantasi bernuansa fiksi sejarah. Sebut saja kami Thriller Author. Ide saya membuat klub untuk “memaksa” ide baru dan mendisiplinkan diri agar bisa menulis fiksi minimal satu minggu sekali, disambut hangat oleh mereka. Lantas, malam itu pula saya membuat akun klub bernama ThrillingMysteryClub di media Wattpad.
Saya sendiri bukan penikmat Wattpad, karena banyak konten tidak menarik yang jadi nomor satu. Tapi, saya mengesampingkan semua itu dan berusaha membuat komunitas bersama teman-teman, dengan harapan sederhana. Harapan Thriller Author hanya agar pembaca Indonesia juga memiliki preferensi bacaan di luar kisah “romantis utopis”. Kenapa saya sebut begitu? Ya karena bacaan orang Indonesia di saat ini melulu ada dalam soal cinta dan harapan-harapan menjatuhkan. Tapi, no offense, saya tidak bermaksud mengucilkan penulis romance lho ya. Saya cuma ‘ingin menambah pilihan bacaan’.
Singkat kata, proses memaksa ide baru pun berjalan lancar. Kami membagi hari update tulisan kami masing-masing yang akan diunggah oleh admin klub. Sampul cerita juga sudah dibuat. Bahkan, saya pun jadi gemar membuat sampul. Tercatat dua penulis lain di samping saya, yang saya buatkan sampulnya.
Lalu, apa berakhir di situ? Tentu tidak. Lucunya, mungkin di klub itu hanya saya yang belum kepikiran mau membuat naskah macam apa. Akhirnya saya putuskan menulis naskah detektif bernuansa cozy mystery (penjelasan tentang genre detektif ini bisa kalian temukan di http://detectivestoryid.wordpress.com/).
Setelah memilih genre, saya harus mulai membuat karakter dan mengatur jalan ceritanya akan bagaimana. Bagian paling sulitnya, bagaimana saya mengawali kisah detektif dengan suatu kasus yang harus dipecahkan duo detektif Hira dan Geneva? Di sinilah kemampuan “memaksa” ide dalam diri saya muncul.
Dalam dua hari saja—sejak tahun baru dan dicetuskannya klub ini—saya coba menyusun plot walau banyak lubang. Sebab saya update di hari Rabu, saya berusaha untuk menyelesaikan satu bab sebelum tenggat waktu. Dan ternyata…. Saya bisa! Sungguh ajaib. Padahal, biasanya saya agak sulit kalau memaksa ide, apalagi genrenya susah.
Dari kasus di atas, saya semakin mempercayai bahwa jika kita fokus dan berusaha, maka ide yang tadinya harus ditunggu akan muncul. Mungkin selama ini, ide tidak muncul karena kita memang tidak menginginkannya. Jadi, bagaimana kalau kita ubah pola pikir baru? Jangan menunggu ide datang, tapi paksalah ide untuk datang.
Demikian~
—
P.S.
- Tulisan ini selesai di KM 72. Wow! Hanya 40 menit dari keinginan awal saya untuk menuliskannya di sekitar tol Cikalongwetan, lalu saya simpan ke WPS mobile dan diunggah ke cloud (untuk penyimpanan sementara).
- Saat saya cek di WPS desktop, ternyata ada 679 kata. Kuat juga nih mengetik dengan dua jempol.
- Saya mengunggahnya melalui laptop (bukan dari ponsel) segera setelah sampai Jakarta. Tinggal buka cloud storage barusan. Hmmm, dengan cloud system, semua mudah kan? *udah kayak iklan
Pesan sponsor:
Bagi yang penasaran dengan akun wattpad @ThrillingMysteryClub, sila klik link berikut: https://www.wattpad.com/user/ThrillingMysteryClub
Leave a Reply