Memiliki kesempatan untuk menerbitkan novel atau kumpulan cerpen adalah salah satu impian bagi penulis fiksi. Hasil karya dalam bentuk utuh itu, tentu saja sudah melewati jalan terjal dalam proses sunting-revisi-sunting-revisi hingga akhirnya tercipta sampul indah dan buku pun bisa bertengger di toko buku kesayangan. Selain itu, perasaan ketika bukti terbit yang berupa beberapa eksemplar buku sampai ke alamat kita, tidak bisa lagi digambarkan dengan kata-kata. Rasanya seperti benar-benar menunggu kelahiran. Tapi, seperti proses kelahiran bayi dan juga proses tumbuh kembang bayi, apakah novel atau buku kita itu selesai perjuangannya setelah terbit? Tentu saja tidak. Ada lagi fase lain, di mana buku yang telah terbit harus tetap tumbuh juga bergerak, bahkan kalau bisa, mengakar di benak para pembaca yang sudah menjadi segmentasi dan target si penulis buku.
Agar novel yang dihasilkan bisa tetap bertumbuh, peran orang tua alias si penulisnya sendiri, sangatlah diperlukan. Penulis tidak pernah berhenti melakukan apapun demi novelnya. Salah satu cara agar novel tetap bertumbuh adalah dengan menjaga sistem promosi, di mana penulis seharusnya turut aktif mempromosikan bukunya sendiri. Novel yang diterbitkan, tentu tidak akan tiba-tiba jadi terkenal atau best seller, jika penulisnya tidak berbuat apa-apa atau hanya mengandalkan promosi pihak penerbit. Ada banyak naskah potensial yang masuk penerbit, dan novel-novel yang kita terbitkan, belum tentu ada di daftar prioritas promosi oleh penerbit. Jadi, promosikanlah novel kita sendiri dan jaga tumbuh kembangnya di khalayak pembaca.
Salah satu cara untuk mempromosikan novel adalah dengan membuat book trailer. Book trailer ini seperti trailer film atau serial televisi, hanya saja diperuntukkan untuk buku. Beberapa penerbit luar biasanya memakai strategi ini untuk mempromosikan buku terbitan mereka. Saat ini, di Indonesia juga sudah banyak penulis yang membuat book trailer untuk mempromosikan mereka. Apakah teman-teman tertarik juga? Simak beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam membuat book trailer.
1. Konsep
Sebagai penulis tentu saja Anda adalah orang yang paling mengerti, hal apa yang harus dijual atau dipromosikan dari novel Anda. Jika novel Anda bertema petualangan, tentu book trailer yang dibuat harus bernuansa petualangan. Nah, konsep ini akhirnya akan mengarah pada eksekusi book trailer. Dari riset kecil-kecilan saya di media YouTube, ada beberapa konsep atau bentuk book trailer yang sering muncul, di antaranya adalah:
- Slideshow foto dan quotes novel.
- Gabungan video footage.
- Film pendek.
2. Skenario
Book trailer yang memiliki durasi beragam ini, tentu saja harus memiliki skenario yang menggambarkan isi dari novel Anda. Skenario ini bisa mengambil hal yang ingin dijual dari novel, ataupun bisa mengambilnya dari ringkasan di sampul belakang novel. Selain itu, skenario ini sebenarnya hanya menggambarkan elemen-elemen book trailer yang ingin dimasukkan. Tapi, jika memang book trailer kalian ingin dibuat serial pendek atau semacam film pendek, tentu saja skenarionya berbeda. Intinya, skenario harus disesuaikan dengan konsep book trailer yang kalian inginkan. Soal pembuatan skenario, akan saya bahas di artikel selanjutnya—jika saya sedang niat.
3. Isi Video
Setelah menentukan konsep dan membuat skenario atau hanya gambaran singkat book trailer, yang perlu Anda siapkan tentu saja isinya. Jika memakai konsep film pendek, Anda harus menentukan siapa yang akan menjadi talent, siapa yang menjadi kameramen, dan siapa yang akan mengatur jalannya proses shooting. Konsep film pendek ini harus disesuaikan dengan skenario. Selain itu, jangan lupa pilih lokasi yang sesuai dan kurang lebih menggambarkan latar novel.
Kalau videonya hanya berupa slide quotes, Anda bisa mengumpulkan background atau wallpaper yang warnanya sesuai dengan tone atau mood novel Anda. Setelah itu, Anda bisa edit sendiri dengan aplikasi video editor seperti Movie Maker, OpenShot, atau Adobe Premiere. Saya biasanya pakai Cinelerra dan Openshot untuk aplikasi editor video (ini berjalan di sistem operasi Linux). Jika kurang suka dengan aplikasi desktop, saat ini sudah banyak aplikasi berbasis web yang bisa dibuka melalui browser Anda. Jangan lupa, setelah slideshow selesai, beri musik yang sesuai dengan konsep. Nah, untuk hal ini, Anda harus hati-hati, karena YouTube memiliki sistem cek copyright, sehingga musik yang Anda gunakan, sebisa mungkin harus yang berbasis royalty free dan membutuhkan credit atau penulisan sumber di deskripsi video YouTube. Untuk mencari musik-musik royalty free, Anda bisa kunjungi situs di bawah:
Sekali lagi, jangan lupa cantumkan credit atau link tempat Anda mengambil musik gratisnya ya! 🙂
Nah, bagi yang agak malas tapi ingin tetap membuat video rekaman sesuai ringkasan novel, Anda bisa memakai konsep footage. Biasanya, video yang bisa Anda pakai ini juga berbasis open source dan memiliki lisensi “free with attributions” kepada pengunggah atau backlink pada tempat Anda mengunduh videonya. Lalu, Anda tinggal menggabungkan video yang diinginkan, menyuntingnya di aplikasi, dan terakhir tinggal memberi musik. Untuk video footage yang gratis, Anda bisa coba untuk cek di beberapa situs ini:
- https://video.pexels.com
- https://www.videvo.net
- https://pixabay.com/videos/
- https://www.stockfootageforfree.com/
Jangan lupa lihat cara penggunaan video di masing-masing situs ya, karena masing-masing situs ini kadang berbeda dalam cara penggunaan video. Kalau sudah beda cara penggunaan video, biasanya cara unggah juga berbeda dan harus ada deskripsi yang ditambahkan pada tempat mengunggah.
4. Aplikasi Editor
Seperti yang sudah saya singgung di nomor tiga, aplikasi editor ini bisa berbeda-beda tergantung platform sistem operasi yang Anda gunakan. Saya sendiri menggunakan OpenShot dan Cinelerra di sistem operasi Xubuntu (Linux). Bagi pengguna Windows, mungkin bisa menggunakan aplikasi bawaan Windows Movie Maker, atau yang berbayar seperti Adobe Premiere. Untuk Mac, bisa pakai iMovie, Wondershare Filmora, Avidemux, dan lain-lain. Kalau malas pakai yang desktop, mungkin Anda bisa mencoba aplikasi berbasis web yang bisa dicari dengan kata kunci ini di Google: “video editor online”.
5. Hosting Video
Tempat hosting video ini bisa di berbagai platform gratis, seperti YouTube, Vimeo, Video.com, dan lain-lain. Saya sendiri memilih YouTube dan memasukkan book trailer ke channel official saya. Lalu, supaya rapi, saya mengorganisir video ini ke playlist khusus trailer novel-novel saya.
Nah, kira-kira itulah lima hal yang harus disiapkan sebelum membuat book trailer. Pada akhirnya, jangan merasa terbebani dengan hasil book trailer Anda dan tetaplah bersenang-senang dengan proses pembuatannya.
Untuk referensi, ini ada book trailer novel saya yang berjudul 7 Divisi, dan baru saya buat kemarin walau novelnya sudah terbit tiga tahun lalu. Selamat menonton! 🙂
Leave a Reply