Hi!
Sampai posting ini ditulis, saya sedang sibuk mengurus administrasi pernikahan. Ceritanya nggak panjang-panjang amat, karena pertemuan saya sama babang bisa dibilang singkat dan begitu tiba-tiba seperti yang pernah saya ceritakan di sini. Lalu, sejak terakhir memutuskan menikah itu, tiba-tiba saja sekarang sudah Desember. Ternyata waktu begitu cepat singgah dan lalu, sampai saya nggak nyangka ini sudah mau akhir 2016.
Itu artinya, waktu pernikahan tinggal dua bulan lagi. Phew!
Jadi bridezilla? Nggak juga. Malah saya masih santai kerja di Jakarta, padahal urusan administrasi dan lain-lainnya itu di Cimahi. Terkadang malah nggak tahu mau ngapain, cuma book sana-sini aja buat menyelamatkan tempat dan vendor, meski belum ada konsep pasti buat pernikahan. Tapi ya gitu, berkali-kali dikasihtahu sama babang supaya sabar dan dibawa senang aja. Nggak perlu dibawa stress. Padahal kita berdua mikirin tentang budget yang lebih baik buat DP rumah aja. Hahaha!
Baca juga: Menyusun Budget Wedding Outdoor di Bandung
Iya begitu. Kenapa menikah di Indonesia harus seribet dan se-WOW yang sering kita lihat kalau sedang kondangan?
Nah, karena sudah terlanjur harus resepsi (padahal mah ingin akad nikah aja terus udah, beres), maka saya pun memutuskan untuk memangkas budget supaya menjadi sehemat mungkin tetapi berkesan. Mulai dari pemilihan venue, catering, dekorasi, make up, attire, souvenir, undangan, dan lain sebagainya. Pokoknya, walau hemat tapi berkesan. Hehe~ Banyak mau ya, padahal hemat! :))
Intinya, segala persiapan sampai dua bulan ke depan bisa dibilang belum purna, bahkan belum ada 50% dari keseluruhan persiapan. Hahaha.
Di posting selanjutnya akan coba saya share ke teman-teman, budget wedding yang saya rencanakan. Jadi, di sisi mana saja saya memangkas budget? Hahaha. Selamat membaca! 😀
Leave a Reply