Lagu “Superman (It’s Not Easy to be Me)” mengalir di sela-sela suara papan ketik yang terus membabibuta. Pikiran saya pun melayang ke mana-mana. Pasalnya, saya baru saja mengambil keputusan yang mutlak akan diketuk palu, yaitu mengakhiri pekerjaan yang dua tahun belakangan saya tekuni dengan berbahagia. Namun, memang tak ada bahagia yang pernah benar-benar abadi. Tak ada kesenangan yang benar-benar niscaya. Sebab, manusia mudah melupa. Agar manusia kembali tertampar kesadarannya, maka harus ada sebuah momentum yang terjadi. Salah satunya adalah beberapa kesulitan di dalam kantor saya.
Saya merasa, akhir-akhir ini saya tidak berproses dengan baik. Entah karena hal-hal teknis semacam konsletnya pikiran, atau non teknis semacam kesakitan fisik, saya merasa saya stuck di tempat. Belum lagi masalah bertubi yang datang terus menerpa diri. Saya harus kuat, tetap tahan banting. Tapi, jika mental berkata lain, saya harus bilang apa? Fisik menjadi lemah bukan karena kekurangan vitamin, tapi sesungguhnya, pemimpin kantor saya harus mengetahui bahwa ini terjadi karena mental saya yang jatuh semakin jauh.
Jadi, saya harus memilih untuk mengakhiri ini, dengan berat hati. Saya besar bersama teman-teman kantor saya yang menyenangkan. Sama-sama membangun kantor dari setengah jadi, sampai menjadi seperti sekarang ini. Jerih payah yang kami terapkan pada kantor, menghasilkan sebuah bangunan fisik yang bisa dihuni oleh kami penghuni kantor. Tapi, lama kelamaan, badai terus menghantam, tak pernah reda. Jika saya sudah memutuskan untuk mundur, maka saya tak akan tarik ulur. Saya sudah mutlak, ini keputusan satu arah, satu pikiran, satu malam panjang yang penuh doa-doa. Sekarang, langkah saya tinggal mencari perhentian lain, agar hidup tetap berjalan. Roda tetap berputar, meski tak lagi ada udara. Roda tetap menggilas terjal jalan raya, meski ia berlubang di sana-sini. Saya harus tetap melangkah, karena dunia tak berhenti. Saya harus tetap berproses, meski tak bersama kawan-kawan saya lagi.
I wish that I could cry
Fall upon my knees
Find a way to lie
‘Bout a home I’ll never see
It may sound absurd but don’t be naïve
Even heroes have the right to bleed
I may be disturbed but won’t you concede
Even Heroes have the right to dream
And it’s not easy to be me
(Superman – Five For Fighting)
—
Matraman, 28 Oktober 2014
.:menghamba pada koneksi Monster Shaker yang tercinta:.
Leave a Reply