Ingin Hidup Dengan 'Taste'? Mari Pakai Hammock!

POSTED ON:

BY:

Di era yang serba mikro ini, ternyata packing ketika naik gunung pun sudah beralih ke benda-benda mikro! Hahaha. Seperti yang sudah pernah saya tuliskan di pengantar tentang ultralight hiking, beberapa gears untuk naik gunung juga sudah mengalami evolusi, dari yang tadinya serba ‘kulkas’ menjadi serba minimalis. Salah satunya adalah shelter.
Sekarang, sedang marak penggunaan hammock atau yang lebih mudah disebut sebagai ‘tempat tidur gantung’. Kalian tahu? Itu, tempat tidur yang biasa dipakai untuk membuat bayi tertidur, dengan mengayunkannya. Atau, yang lebih mudah dipahami, hammock ini biasanya ada di pantai, dengan bentuknya yang jaring-jaring, terikat di antara dua pohon dan biasa digunakan untuk bersantai. 
Nah, ternyata hammock ini sekarang juga sudah berevolusi, untuk digunakan di kegiatan outdoor yang lebih dari sekedar pantai, seperti gunung atau bahkan yang lebih ekstrim dari itu. Biasanya, mereka yang senang menggunakan prinsip ultralight, akan memakai hammock ini untuk tempat berlindung mereka, tentunya setelah dimodifikasi agar bisa bertahan dalam kondisi cuaca apapun.

Dan saya pun tertarik dengan benda satu ini, hammock. Bagaimana rasanya tidur di atas ayunan dalam ruang terbuka? Di hutan? Di rimba raya? Saya bergidik juga. Pasalnya, saya takut tiba-tiba terjadi hujan angin, atau badai yang benar-benar mengerikan. Semua pikiran negatif itu coba saya kesampingkan dan saya mulai berpikir untuk membawa hammock untuk sekedar bersantai di gunung nanti. Meskipun begitu, tetap saja saya harus ber-partner, supaya kalau saya rindu tidur di tenda, tendanya tetap ada yang membawakan. Gitu. :))

Nah, jadi kali ini saya tidak akan begitu banyak membahas teknis tentang pemakaian hammock di ruang terbuka seperti gunung dan semacamnya, tapi hanya akan memberi sedikit intermezzo saja. Mungkin, lain waktu akan saya beri penjelasan lebih tentang seni tidur-tiduran dalam hammock ini. 😀

Adik saya bersantai dengan hammock
Lokasi: halaman belakang rumah nenek @Tegal, Jawa Tengah
Hammock Ultimate Outdoor Winter Series
Kiri: Om Maffers, Om Kitiw, Andre @Coban Rondo Malang, with Eno Singlenest Hammock
Kanan Atas: Andre & Om Bayu @Ranu Kumbolo, Semeru, Malang
Kanan Bawah: Andre @Pos 2 Wekas, Merbabu, with Ticket to The Moon Hammock
Pics source from Andre Hidayat
Om Bayu, Andre, Mamat Outdoor (yang lagi tiduran di Hammock)
Pics source from Allex Xorix (Mamat Outdoor)
Packing Hammock Eno
Rastaman Live Up! 😀
gambar dari Andre

Jadi gimana? Tertarik untuk hammock-ing? 😀

Salam!

TAGS



Related posts

15 responses to “Ingin Hidup Dengan 'Taste'? Mari Pakai Hammock!”

  1.  Avatar

    @bocah petualang hammock pake flysheet kali yaaa… 🙂

    Like

  2.  Avatar

    Konon katanya bisa dipadukan sama bivak biar aman dari hujan dan angin tapi saya belum pernah nyobain hammock ini.

    Like

  3.  Avatar

    @yofangga bolang la baaang 😀

    Like

  4.  Avatar

    gleeegg..bikin kangen ngebolang lagi abis baca inihehe*bentangin hammock di kamar

    Like

  5.  Avatar

    @gurila405 sekitar 400ribuan mas 😀

    Like

  6.  Avatar

    @Ayu Welirangbrapaan itu harganya mbak,, hehe

    Like

  7.  Avatar

    waduuh serem amat,,kirain kita pernah saling mnyapa di lembutnya kabut ranu kumbolo dan kamu tiba2 berlari pergi #apacoba #mulaingaco pengeen punya hmmock nih buat di pasang di loteng biar bisa sambil main2 gitar 😀

    Like

  8.  Avatar

    @Rizki Pradana bisa dooong bikin sendiri… tapi pilih2 bahannya, harus yang berkualitas biar awet… :Dbtw, mungkin aku yang datang ke mimpimuuu? wakakakakak.

    Like

  9.  Avatar

    @eksak mau beli gaaaaa? langsung ke situsnya ENO ajaaa. wkwkwkwk. 😀

    Like

  10.  Avatar

    mbak ayu kok aku berasa de javu yaa, kita pernah ketemu di twitter ya??,,apa di blog ini??haduh beneran lupa,,dan berasa de javu sama nama kmu mbak :pwah bikin sendiri bisa kali ya hammock nya :psalam dari EPICENTRUM mampir ya :))

    Like

  11.  Avatar

    Waw! Gue naksir yang Rasta tuh! *mupenk

    Like

  12.  Avatar

    @gurila405 kuning merah yang di depan Ranu Kumbolo? itu merek ENO. 😀

    Like

  13.  Avatar

    @armae justru gak sakit… tidurnya jangan lurus nanti 'mendoyot' ke bawah hammock-nya… posisi tidurnya miring. nanti dikasih tipsnya untuk pasang dan tidur di hammock. 😀

    Like

  14.  Avatar

    yang hammock warna kuning merah. merk apa itu mbak??

    Like

  15.  Avatar

    Itu serius pasang Hammock di kereta??? whaowwww..Anyway, kalo semalaman tidur di situ, punggung gak sakit mbak? kan melengkung gitu yahh 😐

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Search


Out Now!


Click banner to buy Not for IT Folks with discount!

Recent Posts


Tags


7 Divisi (7) Advertorial (4) Album Review (4) Antologi Ayu Welirang (4) Antologi HISTERY (2) Ayubacabaca (62) Ayu Welirang's Bibliography (9) Blogging Story (2) BS-ing everyday (7) Buku (63) Cabaca (3) Central Java (14) Cerita Detektif (7) Cerita Investigasi (4) Cerita Persahabatan (2) Cerpen (10) Cerpen dari Lagu (5) Drama (6) Editing Works (3) Februari Ecstasy (2) Fiksi Kriminal (3) Forest Park (2) Got Money Problem? (4) Halo Tifa (3) Heritage Sites (4) Hiking Journal (10) Hitchhike (4) Horror (3) Indonesia (37) Interview (2) Jakarta (10) John Steinbeck (3) Journal (18) Kopi (2) Kuliner (3) Kumcer (10) Latar Novel (2) Lifehacks (3) Living (4) Local Drinks (4) Local Foods and Snacks (5) Mata Pena (4) Media Archive (4) Menulis Adegan (2) Metropop (8) Mixtape (4) Mountain (18) Museum (2) Music Playlist (7) Music Review (4) My Published Works (13) NgomonginSeries (5) Nonton (6) Not for IT Folks (3) Novel Keroyokan (2) Novel Kriminal (4) Novel Thriller (3) On Bike (3) On Foot (4) On Writing (25) Pameran (2) Panca dan Erika (3) perjalanan dalam kota (3) Photo Journal (12) Potongan Novel Ayu Welirang (3) Publishing News (3) Review (72) Riset Tulisan (2) Rumah Kremasi (2) Santai (10) Sayembara-Novel-DKJ (3) Sci-fi (6) Sequel (4) Serial Detektif (2) Series Review (5) Short Stories (11) South Tangerang (1) Sumatera (3) talk about living my life (3) Tentang Menerbitkan Buku (7) Terjemahan (6) Things to do in Jakarta (4) Thriller (7) Tips (35) Tips Menulis (28) to live or not to live (6) Translation Works (6) Travel Guide (3) Traveling (4) Travel Notes (2) Travel Stuff (2) Waterfalls (2) Wedding Preparation (5) Wedding Vendor Bandung (3) West Java (15) Worldbuilding Novel (2) Writing for Beginner (27) Writing Ideas (17) Writing Journal (38) Writing Prompt (9)

Newsletter


Create a website or blog at WordPress.com

%d bloggers like this: