Jalan Pagi di Curug Cimahi

POSTED ON:

BY:

Curug Cimahi
Saya teringat pesan bos saya di kantor yang memang hobi fotografi. Beliau berkata, “Kalau mau mendapatkan momen pagi yang bagus, ya kalian harus bangun pagi. Berangkat siang, matahari udah tinggi. Hasil foto juga nggak akan jadi sebagus pagi.”
Lalu, pada akhir Mei lalu, saya pulang ke Cimahi. Saya tidur cepat, tidak seperti biasa menghabiskan malam dengan menonton televisi. Saya tidur dan berharap bisa terbangun pagi-pagi sekali karena saya akan mengunjungi salah satu tempat wisata murah meriah tapi indah di daerah Cimahi Utara. Sekali kendaraan saja, angkutan berwarna kuning akan membawa saya ke daerah pegunungan di Cimahi, masih lumayan dekat dengan rumah saya.
Waktu itu, saya berangkat berdua. Menaiki angkutan yang biasanya penuh dengan orang-orang yang baru kembali dari pasar di kota. Sebab apa mereka ke kota? Sebab, di tempat mereka, masih jarang sekali pasar besar dan tempat berbelanja. Sehingga, istilah “turun gunung” sangat mungkin disematkan bagi para ibu-ibu atau orang-orang dari desa Jambudipa.
Sekitar satu jam perjalanan menanjak dengan angkutan pedesaan yang menuju ke pangkalan angkutan terakhir, di Wana Wisata Curug Cimahi. Setahu saya, Curug Cimahi baru resmi menjadi salah satu Wana Wisata yang diperhatikan oleh Dinas Kepariwisataan dan Perum Perhutani Jabar Banten Wil. III, sejak Cimahi mulai menjadi kota, tidak lagi disebut kota administratif. Nah, sejak itu, Curug Cimahi dilakukan pemugaran. Tangga-tangga yang menuju ke curug alias air terjun itu dibenahi. Supaya lebih aman, pondasi dibuat sedemikian rupa, mengingat kondisi tanah yang rawan longsor. Oh ya, untuk masuk ke Wana Wisata ini, kita cukup membayar retribusi sebesar sepuluh ribu rupiah.
Gerbang masuk dan tempat beli tiket

Selain itu, monyet-monyet kecil yang menghuni Curug Cimahi, dibiarkan untuk bebas, seolah-olah mereka ada di habitat mereka, hutan rimba. Ini dia yang kadang menjadi hiburan tersendiri. Saya membawa satu bungkus makanan, dan monyet-monyet itu seolah memelas minta dikasihani. Dilempari kacang oleh beberapa pengunjung lainnya, monyet itu menerima dengan senang. Selain itu, monyet yang takut manusia itu akan menghampiri kita jika kita mulai mengeluarkan kamera. Seolah-olah, mereka sudah tahu kalau kamera itu berfungsi untuk memotret mereka. Sungguh menyenangkan.
Keluarga Monyet 😀
Turun memang tidak melelahkan. Saya hanya berpikir bagaimana kita naik kembali ke permukaan gerbang? Pastinya akan sangat melelahkan, mengingat tangga-tangga itu rasanya dibuat terlalu curam. Ya sudahlah, hitung-hitung berlatih sebelum kembali menapaki ketinggian gunung. Hehehehe.
Sampai di curug, ingin nyemplung rasanya kok dingin. Jadilah, kami berdua hanya berfoto-foto saja di pinggir air terjun yang intensitas tekanannya sedang tinggi. Mungkin, karena sejak malam Cimahi diguyur hujan. Jadinya, debit air terjun juga deras. Gerimis juga masih menghujani. Agak sedih juga sih, karena niatan bangun pagi untuk dapat pemandangan yang lebih indah terpatahkan dengan mendung di sekitar Jambudipa.
Mendung
Foto-foto iseng saja di Curug, dan karena lapar, kami pun kembali pulang. Sekitar jam dua siang kalau tidak salah, kami kembali menapaki tangga-tangga curam itu menuju ke atas. Melelahkan juga. Sudahnya, kami duduk-duduk di tepian tempat melihat monyet. Monyet-monyet kecilnya sedang istirahat sepertinya, karena tak ada satu pun monyet di sekitar kami.
Tiba-tiba saja… Monyet yang sepertinya paling tua, mendarat tepat di atas atap tempat saya duduk. Saya kaget bukan main. Dan orang-orang di sekitar saya pun tertawa. Lalu, monyet itu merebut satu bungkus keripik entah milik siapa. Monyet itu membawa bungkusan ke tempat yang jauh dari kami, dan memakannya sendiri. Saya tertawa saja melihat kelakuan si monyet. Lucu dan tak dibuat-buat.
Monyetnya Makan Keripik 😀
Ya begitulah kadar perjalanan yang saya lakukan akhir Mei lalu. Cukup menyenangkan meskipun ditempuh dengan cara yang sederhana. Bagi saya, perjalanan apapun yang saya lakukan, tetap dapat memberi suatu pelajaran baru. Tak melulu harus melakukan vakansi yang mengeluarkan lembaran dollar. Bercengkrama dengan ibu-ibu yang baru pulang dari pasar di kota saja sudah cukup membahagiakan.


Related posts

10 responses to “Jalan Pagi di Curug Cimahi”

  1.  Avatar

    @cumilebay.com keluarga monyet aja akur begitu yah… lah manusia? :((

    Like

  2.  Avatar

    Lucu liat keluarga monyet pose 🙂

    Like

  3.  Avatar

    @Mama Della: iya nih mamaaaa… Berdua… 😀 hehe, berdua ada deeeh… :pIya, kangen-kangenan sama Ibu. 🙂

    Like

  4.  Avatar

    Berdua siapa, Yu? Ehem.. keselekAkhirnya pulkam juga, ya? Kangen-kangenan dong sama ibu 🙂

    Like

  5.  Avatar

    @iwing oooo… deket Ciwangun bukan? 😮

    Like

  6.  Avatar
    Anonymous

    Curug Bubrug deket dari curug Cimahi,dari loket curug Cimahi turun arah jalan langsung belok kiri…jalan terus…mentok ada curug Bubrug …http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1165579534116&set=a.1165576734046.175201.1066733087&type=3&theater …Rekomendasi pagi-pagi ….sebelum ke curugnya akan disuguhi pemandangan bagus di kirin dan kanan…..

    Like

  7.  Avatar

    @iwing waaaah.. curug Bubrug itu lokasinya dimana yah kalo boleh tau? tolong ancer-ancernya bang… 😀

    Like

  8.  Avatar
    Anonymous

    Iya…Dulu kalau ga punya uang pindah ke curug Bubrug sebelahnya…tahun 2009 ke curug Bubrug jadi ancur…ga seindah tahun 2000 an…Katanya monyet-monyet nya di curug Cimahi ga pernah kurang dan ga pernah lebih loh …lupa info dari mana …

    Like

  9.  Avatar

    @iwing salam kenal juga… wah udah lama banget itu yaaa… kayaknya dulu curug cimahi nggak kayak sekarang… dulu masih bertapak semen, belum batu2 kayak sekarang… hheu… 😀

    Like

  10.  Avatar
    Anonymous

    Salam kenal ….terkhir ke curug Cimahi 13 tahun yang lalu ….Blognya bagus begitu pun ceritanya …

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Search


Out Now!


Click banner to buy Not for IT Folks with discount!

Recent Posts


Tags


7 Divisi (7) Advertorial (4) Album Review (4) Antologi Ayu Welirang (4) Antologi HISTERY (2) Ayubacabaca (62) Ayu Welirang's Bibliography (9) Blogging Story (2) BS-ing everyday (7) Buku (63) Cabaca (3) Central Java (14) Cerita Detektif (7) Cerita Investigasi (4) Cerita Persahabatan (2) Cerpen (10) Cerpen dari Lagu (5) Drama (6) Editing Works (3) Februari Ecstasy (2) Fiksi Kriminal (3) Forest Park (2) Got Money Problem? (4) Halo Tifa (3) Heritage Sites (4) Hiking Journal (10) Hitchhike (4) Horror (3) Indonesia (37) Interview (2) Jakarta (10) John Steinbeck (3) Journal (18) Kopi (2) Kuliner (3) Kumcer (10) Latar Novel (2) Lifehacks (3) Living (4) Local Drinks (4) Local Foods and Snacks (5) Mata Pena (4) Media Archive (4) Menulis Adegan (2) Metropop (8) Mixtape (4) Mountain (18) Museum (2) Music Playlist (7) Music Review (4) My Published Works (13) NgomonginSeries (5) Nonton (6) Not for IT Folks (3) Novel Keroyokan (2) Novel Kriminal (4) Novel Thriller (3) On Bike (3) On Foot (4) On Writing (25) Pameran (2) Panca dan Erika (3) perjalanan dalam kota (3) Photo Journal (12) Potongan Novel Ayu Welirang (3) Publishing News (3) Review (72) Riset Tulisan (2) Rumah Kremasi (2) Santai (10) Sayembara-Novel-DKJ (3) Sci-fi (6) Sequel (4) Serial Detektif (2) Series Review (5) Short Stories (11) South Tangerang (1) Sumatera (3) talk about living my life (3) Tentang Menerbitkan Buku (7) Terjemahan (6) Things to do in Jakarta (4) Thriller (7) Tips (35) Tips Menulis (28) to live or not to live (6) Translation Works (6) Travel Guide (3) Traveling (4) Travel Notes (2) Travel Stuff (2) Waterfalls (2) Wedding Preparation (5) Wedding Vendor Bandung (3) West Java (15) Worldbuilding Novel (2) Writing for Beginner (27) Writing Ideas (17) Writing Journal (38) Writing Prompt (9)

Newsletter


Create a website or blog at WordPress.com

%d bloggers like this: