Heyho!
Kali ini gue kembali untuk berbagi tips perjalanan. Blog gue sekarang sudah merged lho! Haha. Karena malas tulis di tiga blog berbeda, akhirnya digabung aja.
Per 11 Oktober 2022 lalu, Jepang sudah mulai buka perbatasan bagi wisatawan mancanegara yang ingin berlibur ke Jepang tanpa travel agent. Nah, akhirnya for the first time in my life setelah pandemi 2 tahun, gue pun mencoba untuk berangkat ke Jepang tanpa lewat travel agent! Memang agak ribet, tapi kalau kamu menyiapkan segala sesuatunya dengan matang, niscaya kamu tetap bisa berlibur dengan nyaman.
Jadi, yuk kita simak cara ke Jepang 2023 tanpa melalui travel agent! Oh ya, ini Jepang Winter 2023 lho, dan gue berangkat pas banget 1 Januari 2023 sampai 20 Januari 2023, sekitar 19 hari! Hahaha.
Menyiapkan Visa
Karena gue 19 hari di Jepang, gue tidak apply visa waiver. Kenapa? Karena visa waiver berlaku hanya untuk perjalanan sepanjang 15 hari, sudah termasuk kedatangan dan pulang. Nanti untuk detail aplikasi visa ini akan gue jelaskan di postingan lainnya ya. Gue mendaftarkan dan mengurus dokumennya sendiri, tanpa melalui travel agent. Sempat waswas karena ternyata tanggal appointment mepet dan takut ditolak! Untungnya gue sudah menyiapkan dokumen secara matang dan memakai jasa pengiriman visa yang sudah selesai langsung ke alamat rumah. Jadi deh berangkat! 😀
Secara singkat, untuk mengajukan visa single entry dengan jenis visa menurut VFS Global adalah Visa Temporary Visit dengan tujuan wisata atau leisure trip. Kamu harus menyiapkan dokumen aplikasi visa yang bisa diunduh dari Temporary Visit Visa for purpose of Tourist at personal cost.
Selain aplikasi itu, berikut ini detail-detail penting yang harus kamu siapkan juga dan disusun sehabis formulir aplikasi tanpa di-staples:
- Paspor asli.
- Pas foto berwarna 6 bulan terakhir.
- Kartu Tanda Penduduk (kopi bagian depan).
- Tiket pulang-pergi (kopi).
- Itinerary penuh berikut tempat menginap (asli, kopi untuk “keluarga yang ikut”).
- Jika bersama keluarga, bukti yang menunjukkan hubungan keluarga. Misalnya, kopi KK atau kopi akta pernikahan.
- Rekening koran 3 bulan terakhir untuk perjalanan dengan biaya sendiri, perjalanan wisata. Rekening koran harus memuat nama, nama bank, dan nomor rekening.
Setelah menyiapkan detail aplikasi visa, daftar di tanggal yang diinginkan melalui situs VFS Global.
Menyiapkan Tiket Pulang-Pergi
Karena tidak pakai waiver dan biar mudah, gue terbiasa untuk membuat itinerary secara rinci. Namun, itinerary ini sudah disesuaikan dengan tiket pulang-pergi yang gue beli duluan. Kenapa? Karena biar mendapatkan harga yang memuaskan dan waktunya bisa nyaman untuk bepergian. Makanya gue bisa 20 hari di Jepang!
Untuk mencari persentase harga terbaik di tanggal berapa, gue monitor harga tiket ini melalui Skyscanner.

Oh ya, kalau ada bonus diskon penginapan, kamu juga bisa memanfaatkan itu untuk memutuskan itinerary selama di Jepang.
Menyiapkan Fast Track Entry
Nah, ini penting lho! Pasca COVID-19, Jepang menjadi negara yang cukup ketat dalam proses imigrasi. Sebelum 11 Oktober 2022, pembatasan bepergian ke Jepang itu harus melalui aplikasi MySOS. Sekarang semua fast track entry untuk imigrasi termasuk informasi vaksin dari negara asal harus didaftarkan melalui situs VJW atau Visit Japan Web.

Kamu harus mendaftarkan diri di Visit Japan Web, bisa grup atau pribadi. Tapi, kalau gue sih milih grup biar gampang ya sama Odad. Data-data yang harus didaftarkan adalah:
- Nomor Paspor.
- Informasi entry tanggal berapa dan melalui apa (pelabuhan atau penerbangan?) untuk immigration check.
- Informasi custom check dan barang bawaan.
- Informasi vaksin wajib tiga kali yang dibuktikan dengan sertifikat nasional (diakui oleh Kementerian Kesehatan negara masing-masing). Untuk orang Indonesia, kita sudah bisa pakai sertifikat dari PeduliLindungi alias SatuSehat sekarang (namanya sudah diganti).
- Opsional: asuransi yang mendukung treatment COVID.
- Setelah mengisi dan mendapatkan konfirmasi “green pass“, jangan lupa screenshot hasil kode QR-nya agar nanti mudah di imigrasi, karena area tertentu di Narita belum tentu bisa dapat Wifi. Hehe.
Nah, secara garis besar, inilah yang gue siapkan untuk berangkat ke Jepang. Sisanya tidak terlalu dipikirkan karena bukan hal utama, misalnya sewa mobile wifi, atau budgeting oleh-oleh, karena itu ditabung dari tiga bulan sebelum keberangkatan.
Kenapa begitu? Nanti akan gue jabarkan tentang biaya yang gue keluarkan selama ke Jepang 20 hari! Cukup hemat dan memuaskan lho, karena udah termasuk makan daging wagyu yang enak banget hahaha. Sampai sekarang masih nggak bisa lupa.
Ini dia list pos biaya berdasarkan urutan terpentingnya yang nanti akan gue jabarkan:
- Biaya akomodasi.
- Budget transportasi.
- Budget makan sehari-hari.
- Budget untuk tourist attraction (contoh: Madame Thussaud di Odaiba, konser, dll)
- Budget untuk beli oleh-oleh lucu. :))
Tunggu post berikutnya, ya!
Oh ya, kalau ada hal-hal yang gue lupakan atau kalian mau tanyakan, jangan sungkan tinggalkan di kolom komentar ya! Jika gue mampu menjawabnya, akan gue jawab segera.
Leave a Reply