Saya menulis dalam kondisi pernafasan yang luar biasa mampet. Hehehe. Pasalnya, hari Minggu lalu, saya menyempatkan diri untuk
sowan ke salah satu gunung di tempat saya besar, Burangrang di Cimahi. Mendapati pemandangan yang kadang terlihat kadang tidak, pulangnya saya malah diguyur hujan tak henti. Oh, jejak pun tersaput air mengalir dari sepanjang jalur penuh lumpur. Tapi, cukup tenang membayangkan Burangrang pada waktu itu kosong, jauh dari bising, dan cocok untuk merenung atas nama ‘Hari Kartini’. Dari atas sini, setiap perempuan boleh bermimpi, dengan semangat seorang Kartini yang penuh mimpi.
 |
Kartono dan Kartini 😀 |
Berangkat berdua dengan kawan perempuan, disambut oleh seorang kawan lelaki di kaki Legokhaji, saya pun mulai berjalan. Sedikit tracking ringan melalui ladang penduduk, sebelum akhirnya memasuki vegetasi yang cukup rapat. Hutannya masih asri, khas gunung-gunung Jawa Barat. Meskipun gunung ini tak begitu tinggi, namun jalan-jalan terjal dengan duri tanaman di kanan kiri cukup mengobati saya akan kerinduan mengasah adrenalin. Perempuan boleh bermimpi, perempuan harus berani.
Sekitar dua setengah jam pendakian, saya sampai pada tugu Burangrang, titik elevasi dua ribu lima puluh meter di atas permukaan laut. Awan masih cerah, meski menutupi pemandang kota Cimahi dan sekitarnya. Kadangkala, matahari mengintip di atas kepala. Dan ketika terdengar gemuruh, saya memutuskan untuk turun saja. Singgah di Burangrang sekedar makan siang dan berkontemplasi dalam renungan panjang. Sudah cukup? Tentu belum. Mungkin, kalau saya sempat, saya akan mampir lagi. Ya, mengakrabi Burangrang kembali setelah sekian lama, semacam menemukan rumah yang telah lama berpindah. Sejak saya sering melakukan perjalanan, saya hampir tak bisa menemukan definisi rumah, karena bagi saya, rumah adalah di mana hatimu berada.
Mungkin, cuma itu yang bisa saya ceritakan di hari ini. Semangat Kartini, terbawa sampai Burangrang yang sepi. Selamat menikmati imaji kali ini! 🙂
 |
Burangrang dari desa Tugu Mukti |
 |
jalan lagi |
 |
pose ala Soe Hok Gie di tugu puncak 🙂 |
 |
Kartoni, eh… Kartini 😀 |
 |
apa ini yaa?  |
Nah, warga Bandung dan Cimahi khususnya, berminat mengakrabi Burangrang? Silakan saja. Ancer-ancernya mudah sekali. Dari terminal Pasar Atas Cimahi, naik angkutan kota yang warna kuning (kuning saja ya bukan yang kuning hijau), ke arah Cisarua. Nanti ketika sampai SPN (Sekolah Polisi Negara) Cisarua, turun. Ada jalan di sebelah kiri yang ramai, itu pasar. Nanti kalau ada pick-up, bisa menumpang dan bilang mau turun di Legokhaji. Mudah bukan? Yaaaa, kalau sulit, anggap saja mudah. Hehehe. Kalau kesulitan untuk berandai-andai, silakan kontak saya di sini.
Selamat mendaki, selamat berjalan-jalan! 😀
Leave a Reply