Judul: Special Order
Penulis: Alifiana Nufi
Tahun Terbit: 2019
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 272 halaman, paperback
ISBN: 978 602 062 157 9
Ya Tuhan Yang Maha Esa… begitulah Naya bergumam dengan wajah pucat pasi ketika mendapati kepala koki barunya, Nando, adalah cowok yang sempat dia tabok di kereta karena kesalahpahaman. Sejak itu pekerjaan Naya di restoran tidak kenal kata damai. Nando hobi memarahinya, dan bahkan memecatnya.
Tetapi koki ganteng itu diam-diam menggelitik hati Naya dengan kelakuan rasa nano-nano. Terlebih waktu Naya menemukan Nando menyimpan luka serupa dengannya dalam dunia perdapuran.
Masalahnya, apa Nando punya perasaan sama? Atau Naya bagi Nando cuma kitchen assistant yang perlu dimentori supaya paham dapur tidaklah semanis drama Korea?
Perasaannya pada Nando mungkin akan jadi special order dalam dapur Naya, atau jadi masakan gagal yang harus dibuang.
***
Oke. Ini entah metropop ke berapa yang saya baca lewat Gramedia Digital. Mumpung masih masa subscription, jadi saya ingin sebanyak-banyaknya baca buku yang ringan. Supaya bisa menghabiskan masa subscription, dan nanti menjelang akhir, saya baru akan baca buku yang berat.
Novel metropop satu ini adalah salah satu pilihan kalau kalian ingin bacaan yang ringan, tapi lumayan memberi informasi yang mendalam. Informasi yang disajikan dalam novel ini adalah seputar dunia dapur, dunia chef, ya kayak dunia MasterChef atau Hell’s Kitchen. Kira-kira kayak begitu.
Namun, entah kenapa novel ini mengingatkan saya sama drama Korea berjudul Pasta. Ceritanya tentang seorang chef galak yang tidak menerima ada asisten dapur perempuan. Nah, persis banget! Di sini, Naya yang naik kelas dari pramusaji menjadi asisten dapur, harus berhadapan dengan chef galak bernama Nando.
Perbedaannya dengan Pasta, sifat galak Nando memang karena dari lahir mungkin dia sudah begitu. Atau karena sebuah peristiwa dengan keluarga yang membuat ia jadi tertempa. Kalau di Pasta, chef galaknya itu karena wanita, juga karena pernah ditelikung saat sedang sama-sama merebut gelar chef paling juara. Hmmm.
Ya walau ada beberapa hal yang kadang bikin saya membeda-bedakan dengan K-drama itu, tapi novel ini sendiri menarik untuk diikuti. Plotnya rapi dan runut, walau cenderung tidak mendobrak. Konflik yang disajikan juga menurut saya agak terlalu sederhana untuk chef tenar sekelas Nando. Sementara itu, kisah cintanya agak sedikit hambar, karena bisa tertebak.
Yang membuat saya jengkel itu, sebenarnya unsur rivalitas cinta yang terjadi. Ya di beberapa metropop yang saya baca, rasanya rivalitas antara dua lelaki itu sering bikin saya jadi merasa doki-doki suru, alias deg-degan. Tapi, kalau di sini? Tokoh rivalnya Nando dalam hubungan cinta dengan Naya, terasa biasa saja. Malah saya kaget sampai berpikir, “Kok tokoh rivalnya malah adik teman Ayana sih?” Padahal, awalnya saya pikir, rival Nando itu bakalan salah satu teman Naya di dapur. Karena dia bekerja dengan lelaki lain di dapur, mungkin saja ada benih-benih cinta muncul dan bikin runyam suasana karena kepala kokinya adalah Nando. Tapi, ternyata ya begitu saja.
Meskipun judulnya Special Order, saya merasa bahwa buku ini agak kurang spesial. Biasa saja, cenderung hambar. Mungkin karena agak anjlok. Kala sebelumnya saya baca Aruna & Lidahnya, lalu di sini disuguhkan cerita dapur yang tidak terlalu menggugah. Hanya tentang bagaimana seorang Nando bisa jadi chef, dan seorang Naya yang amit-amit cerobohnya, tetap bisa jadi asisten dapur.
Kalau saya jadi pemilik resto, mungkin saya udah pecat Naya deh dan bikin dia nggak diterima di mana-mana lagi. Haha! (kok jahat sih gue?)
Jadi, saya cuma bisa kasih tiga bintang, itu juga sudah kena pembulatan ke atas. Selebihnya, cerita ini normal-normal saja. Masih tetap bisa dinikmati sambil santai dan mungkin bisa di-skip kalau kalian merasa sudah bisa menebak plotnya dan konflik besarnya.
Rating:
Leave a Reply