Mempelajari Worldbuilding dari Serial Sense8

POSTED ON:

,

BY:

Disclaimer:

Artikel ini adalah bagian dari riset universe sci-fi yang diambil dari universe Sense8 dan merupakan terjemahan.

Artikel Asli: ‘Sense8’ True Story: The Real Science Of The Sensates Explained oleh Brooke Geller

Diterjemahkan Oleh: Ayu Welirang

***

Setelah menyelesaikan Sense8 Season 2, kita mungkin akan bertanya-tanya tentang beberapa pertanyaan terkait para Sensate, seperti: Bagaimana cara sensate berkomunikasi satu sama lain dan melihat orang mati? Bagaimana cara kerja beta blocker? Dan pertanyaan paling mendasar yaitu, apakah Sensate?

Maka dari itu, mari kita menyelam lebih dalam ke ilmu sains yang nyata dalam serial Sense8 dan melihat cara kerja otak para Sensate.

Apakah yang dimaksud dengan Sensate?
Apakah Homo Sensorium nyata?

Sayangnya, tidak. Istilah ini hanya istilah fiksi, sama juga dengan istilah Sensate. Pada dunia nyata, istilah “sensate” digunakan sebagai kata kerja atau kata sifat, dan bukan kata benda. Sensate biasanya dipakai bergantian dengan kata “sense“, atau sebagai suatu cara mendeskripsikan sesuatu yang terdeteksi melalui sensori panca indera. Sebagai contoh, “Kala realize that she can sensate the snow in her hands.” atau, “Will sangat terganggu dengan suara para sensate di gereja.”

Bagaimana pun pemakaian istilah tersebut, sangat jelas terlihat bagaimana istilah itu menginspirasi penulis naskah serial itu. Perbedaannya, sensate pada kalimat pertama merupakan kata kerja sementara yang kedua merupakan kata benda.

Tapi, walau Homo Sensorium tidak nyata, ilmu sains yang menginspirasi Sense8 tidak terlalu jauh dari dunia nyata. Sense8 Season 2 membantu kita untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai sumber dan cara kerja dari pikiran Sensorium; walau beberapa jawaban telah terjawab di Season 1.

Apakah DMT?

Obat-obatan telah menjadi tema yang sering diangkat sepanjang Sense8 dan bahkan karya The Wachowskis lainnya— masih ingat pil biru dan merah dalam The Matrix? Sebelum Riley Blue (Sense8) dibuat sadar akan kemampuan Sensate-nya, ia dikenalkan pada pengalaman yang mengubah hidupnya: suatu zat psikotropika yang disebut DMT.

Pada episode awal Sense8 Season 1, Nyx menjelaskan DMT pada Riley:

It’s a simple molecule present in all living things. Scientists talk about it being part of an eco-biological synaptic network. When people take it, they see their birth, their death, worlds beyond this one. They talk of truth connection transcendence.

Setelah mengisap DMT, Riley mendapat pengalaman pertamanya terhubung dengan Sensate lain dalam kelompoknya: Will. Sejauh ini, dapat disimpulkan bahwa DMT-lah yang mengaktifkan kemampuan Sensate Riley. Jadi, apakah DMT, dan bagaimana DMT bisa berhubungan dengan para Sensate?

DMT, atau Dymethyltriptamine, adalah zat psikotropika yang ditemukan dalam beberapa jenis tanaman. DMT telah digunakan dalam upacara Ayahuasca para dukun Amazon, juga digunakan orang hanya untuk rekreasional. Deskripsi Nyx tentang DMT memang akurat. Ketika dikonsumsi, DMT akan memproduksi pengalaman halusinasi yang pendek tetapi sangat intens, namun tidak seperti apa yang dirasakan oleh Riley.

Rick Strassman dari Universitas New Mexico telah memprioritaskan risetnya untuk DMT dan menyebutkan bahwa DMT adalah “molekul arwah.” Beliau bahkan menulis buku mengenai DMT, dan percaya bahwa zat kimia tersebut dilepaskan dari otak pada saat kita bermimpi dan saat kita mati. Beberapa teori Strassman pada efek psikedelik dari DMT sejalan dengan apa yang diperlihatkan pada Sense8, dan tidak hanya untuk istilah yang dirasakan Riley akan DMT pada episode 1. Faktanya, para Sensate tersadar akan kemampuan mereka yang menyerupai pengalaman psikedelik itu sendiri.

Saat para Sensate mulai menemukan diri mereka, garis antara realita dan halusinasi menjadi semakin membias. Mereka memimpin daerah psikis, yang mana membingungkan, liar dan menarik sekaligus. Ketika mereka mempelajari untuk melepas seseorang pergi dan menerima petualangan mereka, mereka pun mulai tersadar akan kemampuan Sensate. Untuk menguasai kemampuan Sensate, mereka harus meninggalkan keinginan memikirkan kemampuan secara rasional, juga tidak melawan prosesnya, dan mempelajari insting Sensate melalui pengalaman.

Bagaimana cara para Sensate berkomunikasi?

Asumsikan bahwa DMT berperan besar kepada cara komunikasi Sensate. Tapi bagaimana sebenarnya Sensate saling bicara dan bahkan bertarung? Apakah para Sensate seperti cenayang? Sekali lagi, semua ini berhubungan dengan DMT.

Periset psikedelik seperti Strassman dan psikonaut terkenal Terrence McKenna mengaku bahwa mereka telah berinteraksi dengan orang lain saat masuk fase psikedelik. Memakai teori McKenna, bahwa zat halusinogenik dapat digunakan untuk alat berkomunikasi, jadi kemungkinan bahwa zat seperti DMT lah yang membuat para Sensate mengakami perjalanan telepati dan proyeksi astral.

Bicara astral projection (AP), ini pula yang bisa menjadi penjelasan saat Wolfgang dan Lila bisa secara fisik ada di satu tempat saat berinteraksi satu sama lain pada saat yang sama: dengan cara proyeksi astral jiwa mereka. Walau astral projection tidak ada dasar sains, AP dilaporkan sebagai kejadian umum dalam pengalaman psikedelik.

Konsep penting lain yang dikenalkan Nyx pada Riley pada episode pertama adalah Limbic Resonance. Nyx menjelaskan Limbic Resonance (LR) sebagai “suatu bahasa yang lebih tua daripada spesies kita.” LR adalah sistem berbagi emosi dengan orang lain tanpa komunikasi verbal. Istilah ini berhubungan dengan empati dalam sistem limbik, bagian dari otak yang mempengaruhi sistem endokrin—di mana kelenjar pineal berada. Di sana ada koneksi DMT lagi—jangan lupa juga saat Nyx menyebutkan istilah “eco-biological synaptic network.”

Sense8 Season 2 mendalami cara otak Sensate bekerja, dan limbic resonance juga diperlihatkan sebagai fungsi dari “Psycellium” para Sensate: koneksi mental antara semua Sensate.

Walau hanya istilah fiksi, Psycellium sebenarnya terinspirasi dari kata yang mirip: Mycelium. Istilah ini dipakai untuk menjelaskan jaringan fungi atau jamur. Sebagai bagian penting dari ekosistem apapun, mycelium bertugas untuk mendaur ulang sampah pada media tanam dan mengubahnya jadi nutrisi bagi tanaman yang tumbuh di atasnya. Jaringan ini bekerja seperti halnya otak manusia, mengirim sinyal informasi melalui jaringan yang cepat, seperti koneksi internet pada tanaman.

Jaringan psycellium Sensate bekerja dengan cara yang sama. Anggap tiap cluster seperti kelompok kecil fungi yang berhubungan dekat, dan terhubung dengan ribuan fungi lain pada hutan luas. Seperti yang “the Old Man of Hoy” bilang:

Sapiens invented Google in the 1990s. We’ve had it since the Neolithic.

Tapi, sebenarnya bagaimana cara Sensate melihat para Sensate lain yang sudah meninggal? Hal ini dapat dijelaskan melalui cara kerja DMT dan limbic resonance. Riset Strassman menyebutkan bahwa otak melepaskan sebagian besar DMT ketika mati. Asumsikan bahwa Sensate mengalami hal ini pada saat sekarat, dan mereka dapat meninggalkan impresi permanen mereka—atau seperti yang disebut oleh Will sebagai “memory“.

Pada bagian ini, limbic resonance pun bekerja. Sistem limbic bertanggungjawab atas memori jangka panjang. Kemungkinan lain adalah memory para Sensate tertinggal di alam bawah sadar kolektif milik Sensate lain. Ini mungkin dapat menjelaskan bagaimana Sensate yang masih hidup dapat melihat Sensate yang sudah meninggal.

Apakah yang dimaksud Beta Blockers?

Sense8 Season 2 dimulai pada tempat yang gelap, saat Will menyuntikkan heroin untuk menjauh dari Whispers, sebagaimana yang dilakukan Angelica pada season 1. Sekian lama memakai heroin, akhirnya Will bisa mendapat suplai obat yang lebih terpercaya: beta blockers namanya, yang umum dipakai oleh Sensate terdahulu untuk menjauh dari “Cannibal“. Tapi, sebenarnya apakah beta blocker, dan bagaimana cara kerjanya?

Dalam Sense8, beta blockers memiliki efek yang bertolakbelakang dari DMT, yaitu menutup kemampuan Sensate. Dalam dunia nyata, mereka memang punya efek berlainan—DMT meningkatkan tekanan darah, sementara beta blockers mengubah tekanan darah jadi lebih rendah. Beta blockers secara teorinya dapat mempengaruhi cara otak bereaksi pada DMT, dan riset milik Strassman telah menemukan beberapa beta blocker yang mengurangi efek psikologis dari DMT.

Beta blockers dalam Sense8 agak mirip dengan kartu Yu-Gi-Oh!: Psi-Blocker (juga seperti sebutan beta blockers dalam Sense8). Terjemahan bahasa Jepang akan kartu ini adalah “Psychic Blocker,” dan kartu ini mengizinkan pemain untuk menghentikan efek dari kartu yang terpilih selama beberapa saat. Kurang lebih, efeknya sama seperti pil hitam kecil dalam Sense8: sang beta blockers.

P.S.

Untuk yang agak pusing dengan pembahasan ini, silakan menonton Sense8 dari Season 1 hingga Season 2. Thanks. :))



Related posts

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Search


Out Now!


Click banner to buy Not for IT Folks with discount!

Recent Posts


Tags


7 Divisi (7) Advertorial (4) Album Review (4) Antologi Ayu Welirang (4) Antologi HISTERY (2) Ayubacabaca (62) Ayu Welirang's Bibliography (9) Blogging Story (2) BS-ing everyday (7) Buku (63) Cabaca (3) Central Java (14) Cerita Detektif (7) Cerita Investigasi (4) Cerita Persahabatan (2) Cerpen (10) Cerpen dari Lagu (5) Drama (6) Editing Works (3) Februari Ecstasy (2) Fiksi Kriminal (3) Forest Park (2) Got Money Problem? (4) Halo Tifa (3) Heritage Sites (4) Hiking Journal (10) Hitchhike (4) Horror (3) Indonesia (37) Interview (2) Jakarta (10) John Steinbeck (3) Journal (18) Kopi (2) Kuliner (3) Kumcer (10) Latar Novel (2) Lifehacks (3) Living (4) Local Drinks (4) Local Foods and Snacks (5) Mata Pena (4) Media Archive (4) Menulis Adegan (2) Metropop (8) Mixtape (4) Mountain (18) Museum (2) Music Playlist (7) Music Review (4) My Published Works (13) NgomonginSeries (5) Nonton (6) Not for IT Folks (3) Novel Keroyokan (2) Novel Kriminal (4) Novel Thriller (3) On Bike (3) On Foot (4) On Writing (25) Pameran (2) Panca dan Erika (3) perjalanan dalam kota (3) Photo Journal (12) Potongan Novel Ayu Welirang (3) Publishing News (3) Review (72) Riset Tulisan (2) Rumah Kremasi (2) Santai (10) Sayembara-Novel-DKJ (3) Sci-fi (6) Sequel (4) Serial Detektif (2) Series Review (5) Short Stories (11) South Tangerang (1) Sumatera (3) talk about living my life (3) Tentang Menerbitkan Buku (7) Terjemahan (6) Things to do in Jakarta (4) Thriller (7) Tips (35) Tips Menulis (28) to live or not to live (6) Translation Works (6) Travel Guide (3) Traveling (4) Travel Notes (2) Travel Stuff (2) Waterfalls (2) Wedding Preparation (5) Wedding Vendor Bandung (3) West Java (15) Worldbuilding Novel (2) Writing for Beginner (27) Writing Ideas (17) Writing Journal (38) Writing Prompt (9)

Newsletter


Create a website or blog at WordPress.com

%d bloggers like this: