Lalu, perjalanan ekonomis kembali saya lakukan, bedanya kali ini saya ditemani suami. Kami naik motor dari rumah kami di daerah Ciputat, menyusuri Parung sampai Bogor, lalu lanjut sampai Ciawi. Dari Ciawi, kami melanjutkan perjalanan melintasi Caringin, Cibadak, Cicurug, Cibolang dan seterusnya sampai Sukabumi. Perjalanan kami memakan waktu sekitar lima jam. Alhamdulillah semua lancar tanpa halangan, walau kami sempat menginap di hotel kelas melati saking capeknya. :))
Besoknya, kami langsung saja pesan hotel untuk hari Minggu ke Senin via Traveloka. Daripada kami kehabisan kamar, lebih baik book duluan. Beruntung sekali, karena kami dapat harga yang sangat murah. Jadi, biaya perjalanan dan akomodasi bisa kami alihkan ke biaya jajan lucu plus beli oleh-oleh (yang dimakan sendiri). Duh, memang dasar saya dan suami ini udah hemat, pelit pula.
Kami baru sempat wisata kuliner pada malam hari, karena seharian tidur kelelahan setelah pulang dari acara pernikahan teman di daerah Cisaat, Sukabumi. Dan memang setelah mengingat-ingat kali terakhir saya ke Sukabumi, kuliner Sukabumi ada yang masih ramai sampai tengah malam. Akhirnya, saya bersama suami dan kedua teman lain yang bergabung di malam hari, berkeliling Sukabumi dengan motor untuk mencari jajanan lucu nan terkenal dari Sukabumi. Kami berangkat selepas Isya dengan harapan agar tak terkena macet seperti di siang hari.
Berbekal kemampuan ingatan saya akan jalan raya di Sukabumi, dibantu oleh Google Maps dan The Perks of Being a Local Guides on Google, saya pun memulai dari Jalan Selabintana. Kebetulan kami mau membeli oleh-oleh dulu, jadi kami memutuskan ke Mochi Lampion yang terkenal di gang Kaswari. Kalau teman-teman mau jalan-jalan malam hari sambil checkpoint kuliner Sukabumi, teman-teman bisa mengikuti trayek kami di bawah ini. Untuk lokasi checkpoint, saya kasih underline ya.
Hotel Sparks Odeon – Jl. Nyomplong – Jl. A. Yani – Jl. Bhayangkara – Gg. Kaswari – Mochi Lampion – Jl. Bhayangkara – Jl. Surya Kencana – Jl. R. E. Martadinata – Foodcourt Selamat – Jl. Siliwangi – Jl. A. Yani – Sekoteng Singapore – Jl. Gudang – Bandros Atta
1. Mochi Lampion
![]() |
Suami lagi nyemilin mochi tester. |
Tapi serius deh! Mochi di sini enak banget. Teksturnya lembut dan kenyalnya nggak kayak mochi seharga limaribuan yang biasa kita beli di pinggir jalan Puncak atau Cibadak. Karena di sini memang pusatnya oleh-oleh khas Sukabumi, pembuatannya juga pasti mementingkan kualitas. Dan buat yang nggak suka mochi, ada juga oleh-oleh lainnya. Selain mochi, waktu itu saya juga beli bola-bola susu khas Sukabumi. Setelah beli oleh-oleh, lanjutlah saya ke checkpoint selanjutnya.
2. Sentra Kuliner Sukabumi – Toserba Selamat
![]() |
Sentra kuliner Toserba Selamat. |
Wah, baik banget ya? Tapi, memang Sukabumi ini jadi salah satu kota yang mengangkat derajat para penggiat UKM sih. Jadi, banyak tempat oleh-oleh, tempat makanan, dan tempat wisata yang kini makmur.
3. Sekoteng Singapore
Ini dia nih, salah satu legenda kuliner Sukabumi. Sebenarnya saya sendiri nggak tahu kenapa namanya Sekoteng Singapore. Apakah karena mereka berasal dari Singapore? Atau bahan-bahannya yang diimpor? Nggak ngerti juga sih. Yang jelas, tempat jualannya kecil gitu, hanya satu ruko dan di dalam ada tempat makannya juga. Tapi, karena antriannya yang selalu mengular, di luar disediakan kursi dan meja pendek. Tepatnya sih di luar itu ya di trotoar. Tapi karena nggak banyak yang berjalan di trotoar ini, jadi banyak yang nongkrong juga nggak masalah. Di sini ada beberapa varian sekoteng, yaitu yang jahe murni dan yang pakai pandan. Isian sekotengnya juga banyak. Ada kacang, roti, biskuit jahe, biskuit panjang, kolang-kaling, mutiara, agar-agar, ketan (masih agak gigih jadi enak), dan anyeli (?). Sebenarnya saya nggak tahu anyeli ini sejenis apa, tapi yang jelas ini bagian paling enak dari Sekoteng Singapore. Buat yang cari Sekoteng Singapore, lokasinya persis di pertigaan menuju jalan Gudang, dari arah jalan Ahmad Yani. Pokoknya pas belokan, pas lampu merah. Bagi yang ingin mencoba kuliner Sukabumi yang satu ini, lebih baik datang secepat mungkin soalnya ngantri panjang terus nih.
4. Bandros Atta
Nah, di jalan Gudang ini ada Bandros Atta. Jadi, kalau masih belum kenyang minum sekoteng, teman-teman bisa langsung menyeberang ke lokasi kuliner Sukabumi selanjutnya, yaitu Bandros Atta yang ada di kanan jalan Gudang (jalannya ini satu arah jadi kanannya tentu aja dari arah Ahmad Yani ya).
Buat yang belum tahu bandros, di daerah Sunda sendiri, bandros ini adalah makanan yang dibuat dari adonan kelapa parut, santan, tepung beras, dan sedikit garam. Dimasaknya itu di cetakan yang bentuknya sama dengan cetakan kue pancong. Mungkin kalau di Jabodetabek, orang lebih mengenal pancong. Nah, kue bandros kurang lebih seperti itu bentuknya, hanya agak lebih gurih daripada pancong.
Tempat ini juga sama melegendanya seperti Sekoteng Singapore. Bandros Atta sudah berdiri dari tahun 1973 dan tempat jajanannya juga tetap kecil, sama seperti Sekoteng Singapore. Inilah yang bikin guyub, karena baik Bandros Atta maupun Sekoteng Singapore tetap mempertahankan kearifan lokal dan nuansa merakyat dengan tidak menambah space. Ya walaupun space kecil, tetap aja kan yang beli banyak. Bener nggak?
5. Bubur Odeon
Kira-kira, itulah sekelumit rekomendasi kuliner Sukabumi yang wajib banget teman-teman coba kalau lagi ada di Sukabumi. Jadi, nggak usah lagi deh nongkrong di tempat fancy. Haha. Ya, masa sih jauh-jauh ke Sukabumi tapi yang dicari itu kafe melulu? Cobain deh ke tempat-tempat di artikel ini, dijamin teman-teman akan mendapatkan suasana lain dari tongkrongan yang menyajikan kuliner enak dan yang pasti, murah meriah.
Selamat jajan!
Leave a Reply