Rekomendasi Kuliner Sukabumi di Malam Hari

POSTED ON:

BY:

Terakhir saya ke Sukabumi itu pas saya hitchhike alias jalan-jalan kere menumpang truk untuk ke Gunung Padang via Warungkondang Cianjur. Pulang-pergi saya naik truk dan berjalan kaki sekitar 20 kilometer lagi sebelum akhirnya sampai ke Gunung Padang.

Lalu, perjalanan ekonomis kembali saya lakukan, bedanya kali ini saya ditemani suami. Kami naik motor dari rumah kami di daerah Ciputat, menyusuri Parung sampai Bogor, lalu lanjut sampai Ciawi. Dari Ciawi, kami melanjutkan perjalanan melintasi Caringin, Cibadak, Cicurug, Cibolang dan seterusnya sampai Sukabumi. Perjalanan kami memakan waktu sekitar lima jam. Alhamdulillah semua lancar tanpa halangan, walau kami sempat menginap di hotel kelas melati saking capeknya. :))

Besoknya, kami langsung saja pesan hotel untuk hari Minggu ke Senin via Traveloka. Daripada kami kehabisan kamar, lebih baik book duluan. Beruntung sekali, karena kami dapat harga yang sangat murah. Jadi, biaya perjalanan dan akomodasi bisa kami alihkan ke biaya jajan lucu plus beli oleh-oleh (yang dimakan sendiri). Duh, memang dasar saya dan suami ini udah hemat, pelit pula.

Kami baru sempat wisata kuliner pada malam hari, karena seharian tidur kelelahan setelah pulang dari acara pernikahan teman di daerah Cisaat, Sukabumi. Dan memang setelah mengingat-ingat kali terakhir saya ke Sukabumi, kuliner Sukabumi ada yang masih ramai sampai tengah malam. Akhirnya, saya bersama suami dan kedua teman lain yang bergabung di malam hari, berkeliling Sukabumi dengan motor untuk mencari jajanan lucu nan terkenal dari Sukabumi. Kami berangkat selepas Isya dengan harapan agar tak terkena macet seperti di siang hari.

Berbekal kemampuan ingatan saya akan jalan raya di Sukabumi, dibantu oleh Google Maps dan The Perks of Being a Local Guides on Google, saya pun memulai dari Jalan Selabintana. Kebetulan kami mau membeli oleh-oleh dulu, jadi kami memutuskan ke Mochi Lampion yang terkenal di gang Kaswari. Kalau teman-teman mau jalan-jalan malam hari sambil checkpoint kuliner Sukabumi, teman-teman bisa mengikuti trayek kami di bawah ini. Untuk lokasi checkpoint, saya kasih underline ya.

Hotel Sparks Odeon – Jl. Nyomplong – Jl. A. Yani – Jl. Bhayangkara – Gg. Kaswari – Mochi Lampion – Jl. Bhayangkara – Jl. Surya Kencana – Jl. R. E. Martadinata – Foodcourt Selamat – Jl. Siliwangi – Jl. A. Yani – Sekoteng Singapore – Jl. Gudang – Bandros Atta


1. Mochi Lampion
Mochi Lampion adalah salah satu kios dari sentra oleh-oleh Sukabumi di gang Kaswari yang terkenal. Mochi yang dijual banyak varian rasa. Jika selama ini yang kita tahu kalau mochi hanya berisi kacang saja, di Mochi Lampion, kita akan menemukan varian mochi berisi keju, selai sarikaya, durian, cokelat, blueberry, dan rasa lainnya. Di sini juga ada testernya bagi yang masih ragu untuk membeli. Nah, kemarin itu saya agak kurang tahu malu juga sih, karena saya makan testernya banyak gitu sama suami. Emang dasar kami ini agak rakus gitu sama makanan enak, jadi suka khilaf deh. :))

Suami lagi nyemilin mochi tester.

Tapi serius deh! Mochi di sini enak banget. Teksturnya lembut dan kenyalnya nggak kayak mochi seharga limaribuan yang biasa kita beli di pinggir jalan Puncak atau Cibadak. Karena di sini memang pusatnya oleh-oleh khas Sukabumi, pembuatannya juga pasti mementingkan kualitas. Dan buat yang nggak suka mochi, ada juga oleh-oleh lainnya. Selain mochi, waktu itu saya juga beli bola-bola susu khas Sukabumi. Setelah beli oleh-oleh, lanjutlah saya ke checkpoint selanjutnya.

2. Sentra Kuliner Sukabumi – Toserba Selamat

Sebenarnya sentra kuliner di Toserba Selamat ini cuma kayak foodcourt biasa aja sih. Tapi, di sini bisa jadi pilihan kuliner Sukabumi karena ada 43 gerobak makanan yang tersentralisasi untuk pembayarannya. Kita pesan di penjual makanan yang kita mau, lalu bayar di kasir. Sistem ini dibuat supaya nggak ada kecurangan dan supaya si penjual fokus saja pada pembuatan makanan, tidak terganggu dengan penghitungan kas atau keuangan karena yang mengatur adalah pihak dinas UKM dari Sukabumi gitu deh. Selain itu, di sini kita nggak akan menemukan gerobak yang sama. Jadi, akan ada 43 gerobak kuliner Sukabumi yang bisa kalian nikmati. Hal ini, katanya sih, supaya masing-masing gerobak nggak saling saingan dan saling menjatuhkan dagangan tetangganya kalau ada yang sama.

Sentra kuliner Toserba Selamat.

Wah, baik banget ya? Tapi, memang Sukabumi ini jadi salah satu kota yang mengangkat derajat para penggiat UKM sih. Jadi, banyak tempat oleh-oleh, tempat makanan, dan tempat wisata yang kini makmur.

3. Sekoteng Singapore

Ini dia nih, salah satu legenda kuliner Sukabumi. Sebenarnya saya sendiri nggak tahu kenapa namanya Sekoteng Singapore. Apakah karena mereka berasal dari Singapore? Atau bahan-bahannya yang diimpor? Nggak ngerti juga sih. Yang jelas, tempat jualannya kecil gitu, hanya satu ruko dan di dalam ada tempat makannya juga. Tapi, karena antriannya yang selalu mengular, di luar disediakan kursi dan meja pendek. Tepatnya sih di luar itu ya di trotoar. Tapi karena nggak banyak yang berjalan di trotoar ini, jadi banyak yang nongkrong juga nggak masalah. Di sini ada beberapa varian sekoteng, yaitu yang jahe murni dan yang pakai pandan. Isian sekotengnya juga banyak. Ada kacang, roti, biskuit jahe, biskuit panjang, kolang-kaling, mutiara, agar-agar, ketan (masih agak gigih jadi enak), dan anyeli (?). Sebenarnya saya nggak tahu anyeli ini sejenis apa, tapi yang jelas ini bagian paling enak dari Sekoteng Singapore. Buat yang cari Sekoteng Singapore, lokasinya persis di pertigaan menuju jalan Gudang, dari arah jalan Ahmad Yani. Pokoknya pas belokan, pas lampu merah. Bagi yang ingin mencoba kuliner Sukabumi yang satu ini, lebih baik datang secepat mungkin soalnya ngantri panjang terus nih.

4. Bandros Atta


Nah, di jalan Gudang ini ada Bandros Atta. Jadi, kalau masih belum kenyang minum sekoteng, teman-teman bisa langsung menyeberang ke lokasi kuliner Sukabumi selanjutnya, yaitu Bandros Atta yang ada di kanan jalan Gudang (jalannya ini satu arah jadi kanannya tentu aja dari arah Ahmad Yani ya).

Buat yang belum tahu bandros, di daerah Sunda sendiri, bandros ini adalah makanan yang dibuat dari adonan kelapa parut, santan, tepung beras, dan sedikit garam. Dimasaknya itu di cetakan yang bentuknya sama dengan cetakan kue pancong. Mungkin kalau di Jabodetabek, orang lebih mengenal pancong. Nah, kue bandros kurang lebih seperti itu bentuknya, hanya agak lebih gurih daripada pancong.

Tempat ini juga sama melegendanya seperti Sekoteng Singapore. Bandros Atta sudah berdiri dari tahun 1973 dan tempat jajanannya juga tetap kecil, sama seperti Sekoteng Singapore. Inilah yang bikin guyub, karena baik Bandros Atta maupun Sekoteng Singapore tetap mempertahankan kearifan lokal dan nuansa merakyat dengan tidak menambah space. Ya walaupun space kecil, tetap aja kan yang beli banyak. Bener nggak?

5. Bubur Odeon

Kuliner Sukabumi yang satu ini sebenarnya nggak dimakan pas malam-malam, karena kalau malam udah tutup. Jadi, ini sekedar tambahan aja. Bubur Odeon ini pas banget ada di sebelah Hotel Sparks Odeon, Jl. Pajagalan. Seporsi bubur lumayan mahal juga. Kalau buburnya dicampur itu sekitar Rp 17.000 per porsi. Sedangkan, kalau buburnya dipisah dengan tambahan sayur asin dan ayam kampung, harganya jadi Rp 26.000 per porsi. Wajar aja sih, soalnya porsi bubur ini lumayan banyak. Dan bubur ini juga udah buka dari jaman dulu banget. Sebagai salah satu bubur Cina yang ada di Sukabumi, untungnya Bubur Odeon ini udah ada sertifikasi halalnya. Jadi, buat kawan-kawan Muslim yang pengen mencoba bubur Cina dan pas ada di Sukabumi, bisa nih mampir ke Bubur Odeon karena udah halal, bro! *Kayak aku dan kamu~ Yha~
Kira-kira, itulah sekelumit rekomendasi kuliner Sukabumi yang wajib banget teman-teman coba kalau lagi ada di Sukabumi. Jadi, nggak usah lagi deh nongkrong di tempat fancy. Haha. Ya, masa sih jauh-jauh ke Sukabumi tapi yang dicari itu kafe melulu? Cobain deh ke tempat-tempat di artikel ini, dijamin teman-teman akan mendapatkan suasana lain dari tongkrongan yang menyajikan kuliner enak dan yang pasti, murah meriah.

Selamat jajan!



One response to “Rekomendasi Kuliner Sukabumi di Malam Hari”

  1.  Avatar

    These sort of posts are really helpful whenever you wanted to get some reviews by citizens because they are the most original reviews. Thanks for posting the places which are a must visit!

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Search


Out Now!


Click banner to buy Not for IT Folks with discount!

Recent Posts


Tags


7 Divisi (7) Advertorial (4) Album Review (4) Antologi Ayu Welirang (4) Antologi HISTERY (2) Ayubacabaca (62) Ayu Welirang's Bibliography (9) Blogging Story (2) BS-ing everyday (7) Buku (63) Cabaca (3) Central Java (14) Cerita Detektif (7) Cerita Investigasi (4) Cerita Persahabatan (2) Cerpen (10) Cerpen dari Lagu (5) Drama (6) Editing Works (3) Februari Ecstasy (2) Fiksi Kriminal (3) Forest Park (2) Got Money Problem? (4) Halo Tifa (3) Heritage Sites (4) Hiking Journal (10) Hitchhike (4) Horror (3) Indonesia (37) Interview (2) Jakarta (10) John Steinbeck (3) Journal (18) Kopi (2) Kuliner (3) Kumcer (10) Latar Novel (2) Lifehacks (3) Living (4) Local Drinks (4) Local Foods and Snacks (5) Mata Pena (4) Media Archive (4) Menulis Adegan (2) Metropop (8) Mixtape (4) Mountain (18) Museum (2) Music Playlist (7) Music Review (4) My Published Works (13) NgomonginSeries (5) Nonton (6) Not for IT Folks (3) Novel Keroyokan (2) Novel Kriminal (4) Novel Thriller (3) On Bike (3) On Foot (4) On Writing (25) Pameran (2) Panca dan Erika (3) perjalanan dalam kota (3) Photo Journal (12) Potongan Novel Ayu Welirang (3) Publishing News (3) Review (72) Riset Tulisan (2) Rumah Kremasi (2) Santai (10) Sayembara-Novel-DKJ (3) Sci-fi (6) Sequel (4) Serial Detektif (2) Series Review (5) Short Stories (11) South Tangerang (1) Sumatera (3) talk about living my life (3) Tentang Menerbitkan Buku (7) Terjemahan (6) Things to do in Jakarta (4) Thriller (7) Tips (35) Tips Menulis (28) to live or not to live (6) Translation Works (6) Travel Guide (3) Traveling (4) Travel Notes (2) Travel Stuff (2) Waterfalls (2) Wedding Preparation (5) Wedding Vendor Bandung (3) West Java (15) Worldbuilding Novel (2) Writing for Beginner (27) Writing Ideas (17) Writing Journal (38) Writing Prompt (9)

Newsletter


Create a website or blog at WordPress.com

%d bloggers like this: