Ultralight backpacking is a style of backpacking that emphasizes carrying the lightest and simplest kit safely possible for a given trip. Base pack weight (the weight of a backpack plus the gear inside, excluding consumables such as food, water, and fuel, which vary depending on the duration and style of trip) is reduced as much as safely possible, though reduction of the weight of consumables is also applied.
The terms light and ultralight commonly refer to base pack weights below 20 pounds (9.1 kg) and 10 pounds (4.5 kg) respectively. Traditional backpacking often results in base pack weights above 30 pounds (14 kg), and sometimes up to 60 pounds (27 kg) or more. Enthusiasts of ultralight backpacking sometimes attempt super-ultralight backpacking (SUL) in which the base pack weight is below 5 pounds (2.3 kg) and extreme-ultralight backpacking (XUL) in which the base pack weight is below 3 pounds (1.4 kg). *wikipedia
Dulu, sejarahnya ultralight, dipopulerkan oleh Ray Jardine, seorang pemanjat tebing yang menulis buku pedoman bagi para hiker di tahun 1992, dan kemudian berganti judul menjadi Beyond Backpacking pada tahun 1999. Buku ini merangkum dasar-dasar bagi para ultralight hiker, sebagai pedoman bagi teknik ultralight yang banyak digunakan sampai saat ini.
Beberapa inti dari ultralight hiking ini adalah mengurangi bobot benda. Apa saja benda yang bobotnya harus dikurangi itu? Nah, di sini kita hanya melihat tiga barang utama. Pelindung dari cuaca (utamanya hujan), sleeping system, dan ransel adalah tiga item utama yang dibawa oleh hikers atau backpackers. Mengurangi berat tiga benda ini tentu saja akan berpengaruh dan akan mengurangi keseluruhan packing yang kita lakukan.
~ Shelter / Tempat Perlindungan
~ Sleeping System
Bagian kedua dari the big three, adalah sistem tidur kita di alam terbuka. Biasanya bagaimana? Sudah pasti banyak yang memilih menggunakan sleeping bag dan matras untuk tidur. Ini yang umumnya terjadi. Kita membawa gulungan matras tentara dan sleeping bag tebal berbahan dakron yang kesannya hangat. Padahal, selain bobotnya yang berlebih dan memberatkan packing kita, SB berbahan dakron ini tingkat insulasinya terhadap dingin masih kurang. Dan untuk matras tentara, sebaiknya diganti dengan matras beralaskan aluminium dengan busa styrofoam tipis, yang tentu saja bisa dilipat dan tidak perlu kita bawa-bawa ketika akan pergi ke alam terbuka. Nah, mengganti dua jenis sistem tidur ini saja sudah bisa mengurangi beban kita di pundak nanti. Dan bentuk lainnya, kita bisa memakai jaket dengan insulasi tinggi, seperti yang berbahan down, atau bulu angsa. Untuk kaki, tentu saja bisa memakai sarung. Dengan menempel ke kulit, insulasi pori-pori terhadap dingin, lebih terjaga. Alami bukan? Bisa dicoba. 😀
~ Ransel
Nah, itulah sekilas tentang ultralight hiking dari klasifikasi umum, sebagai pengantar. Untuk ke depannya, mungkin saya akan memberikan beberapa tips packing yang ringan untuk berkegiatan alam terbuka, sudah termasuk tiga item utama di sini ditambah dengan beberapa perlengkapan lainnya, seperti jaket, pakaian, logistik atau makanan, alat masak dan makan, juga perintilan lainnya. Kira-kira bagaimana mengaturnya agar tetap ringan? Tetap simak di blog ini ya!
Oh ya, ada beberapa referensi juga yang bisa dikunjungi untuk memahami seputar ultralight hiking / backpacking. Silakan mampir di sini:
- http://cleverhiker.com/blog/
- http://www.backpacking.net/
- http://www.ultralightbackpacker.com/
- http://www.rei.com/learn/expert-advice/ultralight-backpacking.html
- http://www.backpackinglight.com/cgi-bin/backpackinglight/index.html
- http://www.belantaraindonesia.org/2012/01/ultralight-backpacking.html
- http://m.kaskus.co.id/post/51996a250c75b4f14c00000c
- http://en.wikipedia.org/wiki/Ultralight_backpacking
[Ayu]
Leave a Reply