Pada Masa Depan, Kita Menyerah

POSTED ON:

BY:

Cuma sedikit cerita, di tahun ini. Tahun ini menemukan banyak hal baru, kawan baru, saudara baru, dan masa depan yang tentu saja akan baru atau mungkin diperbaharui? Entahlah. Ini sekedar cerita tentang hidup yang mungkin akan melaju lebih baik. Semacam refleksi saya di pertengahan tahun, mari diulas satu per satu tentang perjalanan hidup. 🙂
sambil putar soundtrack hidup bulan ini

Diawali dengan perjalanan yang secara tiba-tiba direstui Tuhan. Saat menunggu gajian tak kunjung datang dan sudah putus asa karena tak jadi berangkat ke Sumbing. Ternyata, Tuhan berkata lain. Apa ini kebetulan? Saya rasa bukan. Saat cemas, tiba-tiba menjadi saat yang sama sekali berbalik, seratus delapan puluh derajat dari kecemasan itu sendiri. Masuklah kabar gajian dan berangkat ke Sumbing, bukankah ini rahmat Tuhan yang kadang kita tak ingat dan kita tak rindukan? Maka, bagi saya, tahun ini adalah tahunnya bersyukur. Tuhan masih sayang pada hamba-Nya yang kerap lalai dalam mengingat sejengkal saja tentang-Nya.

langkah kaki di masa ini…

Berbagai hal yang tak bisa dikatakan sebagai kebetulan, melainkan kesempatan Tuhan pun satu per satu datang. Dalam kesakitan luar biasa akan masa lalu–perihal hati, rupanya terobati juga. Bertemu seseorang yang selama ini tak pernah terpikir untuk dicari. Dan ketika bersamanya, sempat menemukan de javu akan masa lalu. Entahlah, saya seperti pernah melihat kejadian bersamanya diputar ulang dalam memori dan kenyataan. Inikah kebetulan? Sekali lagi, saya rasa bukan. Tuhan menitipkan beberapa masa depan di dalam masa lalu yang kelak pasti akan terputar ulang. Dan ketika sadar, kita cuma bisa tersenyum akan hal itu. Kita hanya bisa mengangguk bahagia dan diam saja, tak berkata apa karena terlalu mendapatkan euforia. Yah, kurang lebih, de javu yang saya rasa kali ini benar-benar nyata. Saya seperti pernah bersamanya.
Cukup sudah refleksi ini. Memang, begitu banyak hal yang sudah saya lalui di tiga bulan pertama tahun 2013 ini. Entah apa lagi yang akan Tuhan berikan pada saya sebagai kejutan. Saya harus siap menerimanya di masa depan. Sementara, sambil menunggu kejutan-kejutan itu datang, saya coba menghidupi hari ini. Saya coba untuk tak menyakiti hari ini, agar hari depan menjadi hari yang sangat-sangat baik. Saya harap…

You said, “To the future we surrender. Let’s just celebrate today, tomorrow’s too far away. What keeps you waiting to love? Isn’t this what you’ve been dreaming of?” — Float

Ya begitulah. Pada masa depan kita menyerah. Rayakan saja hari ini, esok hari tentu masihlah jauh. Apa yang membuatmu menunggu untuk mencintai? Bukankah ini yang selama ini kau jadikan mimpi? Maret ini, saya hanya harap, setelah semua apa yang saya alami, hari-hari akan jadi lebih berarti lagi. Saya harap… Saya harap lagi…

kemana lagi langkah kaki? kemana kita akan berjalan lagi? semoga bisa berjalan terus, tanpa menghakimi, apa yang ada di depan nanti…

Jakarta, 13 Maret 2013
Log jam 18:54

*lokasi: Cibodas dan sekitarnya


Related posts

2 responses to “Pada Masa Depan, Kita Menyerah”

  1.  Avatar

    @eksakyomaan bang… jepretan iseng. bwahahaha. 😀 makasih udah mampir. 🙂

    Like

  2.  Avatar

    hidup emang butuh soundtrack yang nemenin setiap langkah kaki kita…keren jepretan-jepretannya… 🙂

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Search


Out Now!


Click banner to buy Not for IT Folks with discount!

Recent Posts


Tags


7 Divisi (7) Advertorial (4) Album Review (4) Antologi Ayu Welirang (4) Antologi HISTERY (2) Ayubacabaca (62) Ayu Welirang's Bibliography (9) Blogging Story (2) BS-ing everyday (7) Buku (63) Cabaca (3) Central Java (14) Cerita Detektif (7) Cerita Investigasi (4) Cerita Persahabatan (2) Cerpen (10) Cerpen dari Lagu (5) Drama (6) Editing Works (3) Februari Ecstasy (2) Fiksi Kriminal (3) Forest Park (2) Got Money Problem? (4) Halo Tifa (3) Heritage Sites (4) Hiking Journal (10) Hitchhike (4) Horror (3) Indonesia (37) Interview (2) Jakarta (10) John Steinbeck (3) Journal (18) Kopi (2) Kuliner (3) Kumcer (10) Latar Novel (2) Lifehacks (3) Living (4) Local Drinks (4) Local Foods and Snacks (5) Mata Pena (4) Media Archive (4) Menulis Adegan (2) Metropop (8) Mixtape (4) Mountain (18) Museum (2) Music Playlist (7) Music Review (4) My Published Works (13) NgomonginSeries (5) Nonton (6) Not for IT Folks (3) Novel Keroyokan (2) Novel Kriminal (4) Novel Thriller (3) On Bike (3) On Foot (4) On Writing (25) Pameran (2) Panca dan Erika (3) perjalanan dalam kota (3) Photo Journal (12) Potongan Novel Ayu Welirang (3) Publishing News (3) Review (72) Riset Tulisan (2) Rumah Kremasi (2) Santai (10) Sayembara-Novel-DKJ (3) Sci-fi (6) Sequel (4) Serial Detektif (2) Series Review (5) Short Stories (11) South Tangerang (1) Sumatera (3) talk about living my life (3) Tentang Menerbitkan Buku (7) Terjemahan (6) Things to do in Jakarta (4) Thriller (7) Tips (35) Tips Menulis (28) to live or not to live (6) Translation Works (6) Travel Guide (3) Traveling (4) Travel Notes (2) Travel Stuff (2) Waterfalls (2) Wedding Preparation (5) Wedding Vendor Bandung (3) West Java (15) Worldbuilding Novel (2) Writing for Beginner (27) Writing Ideas (17) Writing Journal (38) Writing Prompt (9)

Newsletter


Create a website or blog at WordPress.com

%d bloggers like this: