Get Lost! – Dari Sukolilo sampai Pati

POSTED ON:

BY:

Kalau sudah ada di Jawa Tengah, rasanya kurang afdol kalau tidak berkunjung ke tempat-tempat yang khusus. Misalnya, berkunjung ke candi atau situs-situs budaya yang berada di Jawa Tengah. Dan sepulang dari Semarang, pucuk di cinta ulam pun tiba. Seorang saudara satu scene yang berasal dari Pati, mengajak untuk singgah di tempatnya. 
Mas Trimble namanya. Ia pulang duluan dari tempat acara dan mengundang saya juga Zhygoth untuk bertandang di kediamannya. Katanya, “Dari Semarang ke Pati cuma dua jam kok Goth. Naik bis jurusan Surabaya aja pasti lewat Pati. Ingat, hati-hati jangan nyasar ya.”
Malamnya, tepat hari Minggu tanggal 2 September 2012, pihak panitia mengantar kami sampai stasiun Semarangponcol. Kami pun mencari tempat untuk beristirahat sejenak, sambil menunggu kereta barang di pagi harinya, karena beberapa teman akan pulang lebih dulu.
Setelah mengantar ketiga teman yang pulang lebih dulu, dan dua teman yang memutuskan untuk naik kereta ke Pekalongan, saya, Zhygoth, dan Anom berkeliling Semarang. Rupanya, Anom pun memutuskan untuk berpisah. Setelahnya, saya bersama Zhygoth, jalan ke arah jalur truk besar untuk hitchhiking lagi dan mencari tumpangan ke arah Pati. Kami duduk di tepian jalan dan menunggu truk dengan plat K. Beberapa kali naik truk dan tidak jalan terus, malah beberapa kali berbelok ke tujuan lain seperti pelabuhan dan pangkalan truk. Maka, kami memutuskan untuk berjalan kaki sampai perbatasan, di dekat terminal Terboyo dan mencari truk plat K dari sana saja.
arah kanan

omprengan truk
Mendapatkan truk plat K, rupanya jalan tak mulus. Kami menemui keanehan. Seharusnya, Surabaya melewati by-pass yang lurus saja setelah keluar perbatasan. Truk yang kami tumpangi malah berbelok dan melewati jalur desa. Karena bingung, kami tidak turun. Kami ikuti saja sampai menemukan jalur besar lagi yang akan menuju Surabaya. 
background rumah antik di Sukolilo
Dan benar saja, kami nyasar! Sampai Sukolilo. Tak cukup hanya nyasar, kami menyempatkan diri mengambil beberapa foto yang superb sekali, karena kondisi Sukolilo ternyata masih asri. Dengan rumah khas Demak, dengan atap rumah yang berornamen, kami menikmati mie ayam di Pasar Sukolilo dengan senang hati. 

Inilah inti dari sebuah perjalanan. Get lost and learn a lot! 😀

Dan kami masih berjalan kaki, sampai Kayen menuju Pati. Menunggu bis yang lewat agar bisa benar-benar sampai Pati dan bertemu kembali dengan saudara seperjuangan. Di saat saya mencoba menelusuri memori agar tertuang dalam tulisan ini, saya masih terbayang dengan daerah Sukolilo yang menyerupai zaman prehistorik. 
Indonesia masih ada yang begini. Jadi, nikmatilah! Untuk apa ke luar negeri? Cintai pertiwi dengan cara sendiri. 🙂
Jakarta, 21 September 2012


5 responses to “Get Lost! – Dari Sukolilo sampai Pati”

  1.  Avatar

    Indeed travelling teaches you many experiences. Really liked your blog post. Keep it up and keep sharing more about such amazing places for us to visit

    Like

  2.  Avatar

    @win3wah, sepertinya boleh dicoba…

    Like

  3.  Avatar

    masih banyak tempat tempat yang lebih asri lagi, kalo mau kelilining sukolilo ada gua pancur juga lho, yang panjangnya hampir 700 m dan didalamnya ada sungai, jadi ketika masuk harus berbasah-basah

    Like

  4.  Avatar

    Sepertinya perjalanannya seru, sampe numpang-numpang truk segala, dan yeah,. Tiap perjalanan pasti menyisakan berbagai cerita yang berbeda. Tinggal bagaimana kita melihat, menilai, dan memaknai tiap perjalanan itu, hingga menjadi satu hal yang patut untuk disyukuri… 🙂

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Search


Out Now!


Click banner to buy Not for IT Folks with discount!

Recent Posts


Tags


7 Divisi (7) Advertorial (4) Album Review (4) Antologi Ayu Welirang (4) Antologi HISTERY (2) Ayubacabaca (62) Ayu Welirang's Bibliography (9) Blogging Story (2) BS-ing everyday (7) Buku (63) Cabaca (3) Central Java (14) Cerita Detektif (7) Cerita Investigasi (4) Cerita Persahabatan (2) Cerpen (10) Cerpen dari Lagu (5) Drama (6) Editing Works (3) Februari Ecstasy (2) Fiksi Kriminal (3) Forest Park (2) Got Money Problem? (4) Halo Tifa (3) Heritage Sites (4) Hiking Journal (10) Hitchhike (4) Horror (3) Indonesia (37) Interview (2) Jakarta (10) John Steinbeck (3) Journal (18) Kopi (2) Kuliner (3) Kumcer (10) Latar Novel (2) Lifehacks (3) Living (4) Local Drinks (4) Local Foods and Snacks (5) Mata Pena (4) Media Archive (4) Menulis Adegan (2) Metropop (8) Mixtape (4) Mountain (18) Museum (2) Music Playlist (7) Music Review (4) My Published Works (13) NgomonginSeries (5) Nonton (6) Not for IT Folks (3) Novel Keroyokan (2) Novel Kriminal (4) Novel Thriller (3) On Bike (3) On Foot (4) On Writing (25) Pameran (2) Panca dan Erika (3) perjalanan dalam kota (3) Photo Journal (12) Potongan Novel Ayu Welirang (3) Publishing News (3) Review (72) Riset Tulisan (2) Rumah Kremasi (2) Santai (10) Sayembara-Novel-DKJ (3) Sci-fi (6) Sequel (4) Serial Detektif (2) Series Review (5) Short Stories (11) South Tangerang (1) Sumatera (3) talk about living my life (3) Tentang Menerbitkan Buku (7) Terjemahan (6) Things to do in Jakarta (4) Thriller (7) Tips (35) Tips Menulis (28) to live or not to live (6) Translation Works (6) Travel Guide (3) Traveling (4) Travel Notes (2) Travel Stuff (2) Waterfalls (2) Wedding Preparation (5) Wedding Vendor Bandung (3) West Java (15) Worldbuilding Novel (2) Writing for Beginner (27) Writing Ideas (17) Writing Journal (38) Writing Prompt (9)

Newsletter


Create a website or blog at WordPress.com

%d bloggers like this: