“Tahukah kalian apa itu Danur? Danur adalah cairan berbau yang menyeruak dari seseorang yang sudah mati….”
Abaikan tulisan curhat saya Senin kemarin. Itu hanya buah pikiran di sela-sela rutinitas membosankan kok. Hari ini Selasa, dan sesuai janji untuk diri sendiri–meski membuat bingung–saya ternyata bisa membereskan buku ke-15 di tahun ini. Sejauh ini, janji membaca dari
reading challenge di
Goodreads yang seharusnya tidak perlu diambil pusing nyatanya malah bisa maju sedikit-sedikit, sesuai target. Dan karena janji pun, saya menulis ulasan buku-buku bacaan itu untuk menghibur teman-teman sekalian.
 |
Risa Saraswati |
Saya adalah tipe orang yang suka membaca berbagai jenis buku. Di antara ribuan perempuan seusia saya yang senang membaca roman klasik, metropop, dan beberapa kisah fantasi, saya mengabaikan pemahaman itu. Buku saya cukup beragam, dari yang saya miliki sampai pinjam ke teman. Dan kali ini, saya membaca buku beraroma horror dengan gaya bercerita seperti diary karena sepertinya buku ini memang slice-of-life dari si penulis sendiri, Risa Saraswati.
Sedikit info, Risa adalah musisi. Musisi yang dulu tergabung dalam band indie bernama
Homogenic. Sekitar beberapa tahun lamanya setelah Homogenic mulai digandrungi para pecinta musik keren di Bandung, Risa keluar dan membentuk Sarasvati–proyek solo Risa sendiri.
Sarasvati yang terkesan misterius dan suram ternyata didasari dari kisah Risa yang sejak kecil senang berbicara dengan tembok–sepertinya ada sesuatu di depan tembok itu, seperti hantu misalnya? Dan lirik-lirik lagu yang terdapat dalam lagu Sarasvati, ada juga di buku yang dia tulis sendiri, berjudul Danur.
Buku Danur saya temukan di rak ketiga, di antara deretan buku bergenre campuran dalam indeks
Indonesian Books di Kinokuniya Plasa Senayan. Buku yang hanya tinggal satu-satunya ini saya ambil. Apa yang membuat saya penasaran ingin membelinya?
(Waktu itu saya beli bersamaan dengan buku Jangan Main-Main (Dengan Kelaminmu) yang pernah saya ulas di sini.)
Jadi, sampul buku ini menarik. Setelah saya telusuri, ternyata sinopsis di bagian belakang buku juga menarik. Biasanya, indikator saya dalam membeli buku yaaa seperti itulah. Setelah ditelusuri lagi, ternyata penerbitnya Bukune–masih anak Gagasmedia juga. Dan saya putuskan untuk membeli buku ini bersamaan dengan buku Djenar Maesa Ayu yang juga tinggal satu. Selain sampul dan sinopsis, endorsement dari seorang jurnalis majalah musik pun memberi komentar seperti ini:
Meski membuat bulu kuduk berdiri, novel ini bukan buku misteri. Novel ini sesungguhnya bercerita soal persahabatan antar dimensi dengan cara yang menyentuh. Bisa dibilang, Risa telah ‘memanusiakan’ makhluk-makhluk halus itu lewat novel ini. — Soleh SoLihun, Jurnalis Rolling Stone Indonesia
Hari-hari berlalu dan sudah saatnya saya membuka buku ini. Antara perasaan ingin membukanya dan tidak ingin. Pasalnya, saya ini penakut. Saya masih percaya kalau hantu bisa dengan tiba-tiba memunculkan wajah mereka. Saya takut kalau membaca Danur bisa membuat saya bersugesti yang macam-macam. Setelah memastikan lagi, akhirnya saya baca buku tersebut.
 |
tampilan cover depan dan belakang buku |
Danur bercerita tentang kisah hidup Risa sejak kecil sampai dewasa. Risa yang sejak kecil memiliki kemampuan untuk melihat makhluk halus dan berbicara dengan mereka, mendapatkan lima orang teman kecil yang berbeda dunia dengannya. Semua indah pada awalnya, sampai suatu ketika, kelima temannya menagih janji Risa untuk bisa bersama mereka selamanya. Ketika umur Risa 13 tahun, mereka menagih janji pada Risa perihal dirinya yang ingin bersama Peter, Hans, Hendrick, William, dan Janshen di dunia hantu. Ternyata, hal itu tidak bisa Risa tepati sehingga membuat kelima temannya menjauh. Kelima teman Risa ini adalah hantu Belanda yang berdiam di rumah Risa tinggal karena mencari sesuatu yang belum selesai.
Kehilangan sahabat hantu membuat Risa menjadi perempuan murung yang semakin hari semakin aneh. Risa pun sadar kalau dirinya harus menjadi perempuan normal, mengingat usianya yang sudah semakin beranjak dewasa. Risa pun berjanji pada diri sendiri untuk mengabaikan segala kemampuannya dengan berpura-pura tak bisa melihat hantu. Namun, masalah lain muncul. Hantu-hantu yang mulai beragam jenisnya itu, menghampiri Risa karena tahu bahwa Risa bisa melihat dan berkomunikasi dengan mereka. Tak jarang ada hantu yang sangat buruk rupa dengan bau Danur yang menyengat, menghampiri Risa untuk meminta pertolongan. Hal itu membuat Risa mengutuk kemampuannya dan perlahan-lahan teringat akan sahabat hantu pada masa kecilnya.
 |
artwork Danur |
Menjelang akhir cerita, Risa dikabarkan sama seperti pada kondisi aslinya. Risa yang suka bermusik dan tergabung dalam band, mulai bersolo karir. Terlihat sekali bukan, kalau kisah ini memang
slice-of-life si pengarang itu sendiri. Dan Risa yang bersolo karir itu membuat lagu yang didedikasikan untuk sahabatnya, dengan judul lagu
Story of Peter. (Lagu ini juga judul lagu Sarasvati yang Risa bangun lho! Bisa didengar di youtube atau web Sarasvati di sini.)
Lagu yang dibawakan dengan segenap hati itu akhirnya memunculkan kembali lima sahabat kecil Risa. Para hantu Belanda yang dulu mewarnai hidup Risa yang muram. Dan akhir cerita pun dibuat sebagai akhir dari buku diary Risa sendiri.
Isi buku ini rupanya tak seperti yang saya harapkan. Meski membuat saya bergidik kala membaca bagian hantu-hantu yang seram, tapi tak membuat saya terbawa alur. Hal itu pula yang membuat saya harus melewati waktu yang lama hanya untuk membaca sebuah buku ringan. Berbeda dengan buku bertopik berat yang bisa saya habiskan semalam saja karena tema dan alurnya yang mengalir. Tapi, saya sarankan jangan membaca buku ini sendirian, karena Risa sukses membuat sugesti bahwa ada yang menemani kalian saat membaca buku. Hehe. Jadi, untuk rating buku ini saya beri angka 3.5 dari 5 ya! [Ayu]
Judul: Danur
Penulis: Risa Saraswati
Penerbit: Bukune
Genre: Drama, Slice-of-life, Horror
ISBN: 602-220-019-9
Halaman: 216
Harga: Rp 30.000,-
Rating: 3.5 / 5
Gambar: random google
Leave a Reply