Mata Pena, Berubah dari Cult ke White Collar Crime

POSTED ON:

BY:

Mata Pena segera rilis di Maret 2020. Ini semua terjadi setelah saya melewati beberapa kali perubahan universe. Memang melelahkan, tapi pada akhirnya saya harus menyerah dan mengerjakan sebisanya saja.

Pada awal Mata Pena digarap, saya berbusa-busa menceritakan tentang sebuah cult. Setelah menonton sekitar beberapa drama kejahatan Jepang yang berisi tentang kultus, terbersit keinginan saya untuk mengerjakan naskah serupa. Namun, masalah muncul. Apakah cult di Indonesia itu ada? Apakah dekat dengan keseharian pembaca?

Kita tahu bahwa di Indonesia banyak ormas, banyak kelompok reliji, banyak pula kelompok yang berkiblat pada macam-macam ideologi. Tapi kalau cult? Apakah ada sejenis Happy Science di Indonesia? Atau Liberated Heart yang serupa?

Saya hanya pernah mendengar Swissindo, sebuah organisasi yang mendekati cult. Namun, kiblat saya bukan ke sana. Kultus yang saya maksud ini benar-benar keras, terorganisir, dan bahkan bisa membuang siapa saja yang menentangnya. Namun, sekali lagi, berat juga menulis tentang ini.

Akhirnya, saya memutuskan untuk merombaknya jadi kisah kejahatan kerah putih. Setelah membaca beberapa majalah Tempo dan mendapat inspirasi, Mata Pena pun dirombak. Tokoh-tokoh diganti. Fokus investigasi berita pun diubah. Sampai saat ini, saya cukup puas walau memang masih banyak kekurangan.

Teman-teman bisa ikut membaca dan memberikan saran dengan mendapatkan Mata Pena di bulan Maret 2020 nanti.

Selamat membaca karya penuh rombakan ini!

#catatanMataPena

Ayu – 02.2020



Related posts

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Search


Out Now!


Click banner to buy Not for IT Folks with discount!

Recent Posts


Tags


7 Divisi (7) Advertorial (4) Album Review (4) Antologi Ayu Welirang (4) Antologi HISTERY (2) Ayubacabaca (62) Ayu Welirang's Bibliography (9) Blogging Story (2) BS-ing everyday (7) Buku (63) Cabaca (3) Central Java (14) Cerita Detektif (7) Cerita Investigasi (4) Cerita Persahabatan (2) Cerpen (10) Cerpen dari Lagu (5) Drama (6) Editing Works (3) Februari Ecstasy (2) Fiksi Kriminal (3) Forest Park (2) Got Money Problem? (4) Halo Tifa (3) Heritage Sites (4) Hiking Journal (10) Hitchhike (4) Horror (3) Indonesia (37) Interview (2) Jakarta (10) John Steinbeck (3) Journal (18) Kopi (2) Kuliner (3) Kumcer (10) Latar Novel (2) Lifehacks (3) Living (4) Local Drinks (4) Local Foods and Snacks (5) Mata Pena (4) Media Archive (4) Menulis Adegan (2) Metropop (8) Mixtape (4) Mountain (18) Museum (2) Music Playlist (7) Music Review (4) My Published Works (13) NgomonginSeries (5) Nonton (6) Not for IT Folks (3) Novel Keroyokan (2) Novel Kriminal (4) Novel Thriller (3) On Bike (3) On Foot (4) On Writing (25) Pameran (2) Panca dan Erika (3) perjalanan dalam kota (3) Photo Journal (12) Potongan Novel Ayu Welirang (3) Publishing News (3) Review (72) Riset Tulisan (2) Rumah Kremasi (2) Santai (10) Sayembara-Novel-DKJ (3) Sci-fi (6) Sequel (4) Serial Detektif (2) Series Review (5) Short Stories (11) South Tangerang (1) Sumatera (3) talk about living my life (3) Tentang Menerbitkan Buku (7) Terjemahan (6) Things to do in Jakarta (4) Thriller (7) Tips (35) Tips Menulis (28) to live or not to live (6) Translation Works (6) Travel Guide (3) Traveling (4) Travel Notes (2) Travel Stuff (2) Waterfalls (2) Wedding Preparation (5) Wedding Vendor Bandung (3) West Java (15) Worldbuilding Novel (2) Writing for Beginner (27) Writing Ideas (17) Writing Journal (38) Writing Prompt (9)

Newsletter


Create a website or blog at WordPress.com

%d bloggers like this: