Judul: A Little White Lie
Penulis: Titish A. K.
Tahun Terbit: 2007
Versi Cetak Ulang: 2019
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 280 halaman, paperback
ISBN: 979 229 5291
Ocha benci Adit! Meskipun cowok itu idola cewek satu sekolah, bagi Ocha, Adit nggak lebih dari sekadar perusak image dan pembawa isal. Sejak kenal Adit, Ocha berevolusi jadi cewek cengeng, malu-maluin, suka bohong, dan doyan melet. Pokoknya Ocha benci Adit. Titik.
Tuhan seperti memberikan jalan untuk membalas dendam ketika tanpa sengaja Ocha menemukan apa yang bakal dianggap harta karun oleh cewek-cewek di sekolahnya: nomor handphone Adit, yang katanya susaaaah banget dicari tahu itu.
Awalnya Ocha berencana menjual informasi nomor handphone Adit ke teman-temannya. Tapi karena nggak tega, akhirnya Ocha cuma ngisengin Adit lewat SMS dengan nama samaran Ayu.
Tapi bukannya sukses balas dendam, Ocha malah tambah pusing. Soalnya kebohongan kecil yang dia ciptakan itu menimbulkan masalah baru. Adit ternyata naksir Ayu!
***
Ini salah satu teenlit GPU yang cukup asyik untuk diikuti. Saya bisa menamatkannya dalam sekali duduk (dan tiduran). Sekitar 6 jam lamanya membaca buku ini dan saya menyadari bahwa teenlit angkatan lama, memang lebih asyik daripada teenlit keluaran baru. Mungkin itulah alasan buku ini sudah cetak ulang beberapa kali dengan sampul baru yang kini lebih segar.
Cerita bermula ketika seorang remaja bernama Ocha, menyukai seorang kakak kelas bernama Bintang. Kebiasaan Ocha untuk berkenalan atau mengobrol dengan orang yang disukainya, adalah lewat SMS. Namun, kebiasaan buruk lainnya adalah, dia suka catfishing!
Kebiasaan catfishing itu agak buruk kalau di luar negeri. Itu adalah kondisi di mana seseorang membuat identitas palsu untuk kebutuhan sosial medianya. Jadi, si Ocha ini ceritanya mengirim SMS ke Mas Bintang, menggunakan identitas palsu. Mungkin dia takut atau bisa juga malau kalau ketahuan satu sekolah bahwa dia suka Mas Bintang.
Seiring cerita bergulir, Ocha menemukan bahwa Mas Bintang ternyata sudah punya pacar! Runtuhlah dunianya dan dia pun galau. Setelah galau berkepanjangan itu, dia akhirnya mencari hiburan. Salah satu hiburannya sudah pasti menonton basket dengan teman sekelasnya. Di sana dia sempat dibikin malu sama pemain basket bernama Adit. Walau katanya Adit ini disukai oleh banyak cewek-cewek di sekolahnya, tapi Ocha nggak pernah suka sama dia. Dia malah kadung kesal karena menurut Ocha, Adit orangnya sok cool.
Sampai sini, kita semua sudah tahu, kalau tipikal teenlit era lama di GPU memang mengusung cerita remaja yang benci-tapi-cinta. Namun, penggerak plot di sepanjang novel ini memang beda dari teenlit lainnya. Kita disuguhkan kisah catfishing Ocha yang lagi-lagi terjadi saat dia mengisengi Adit.
Ocha memakai nama Ayu saat mengirim pesan teks pada Adit. Tapi, lama-lama si Adit malah suka sama Ayu! Ocha jadi bingung dan pusing, tapi dia tetap SMS-an dengan Adit. Nah, sampai sini, sudah tahu kan keduanya ternyata malah bakal saling suka?
Itu formula khas teenlit era lama. Saat seseorang yang benci banget, terus jadi suka banget sama si tokoh cowoknya. Selain itu, cerita tentang basket yang hampir selalu ada di teenlit GPU, juga jadi pemanis di novel ini. Walau memang novel ini unsur utamanya bukan soal basket, tapi lebih kepada kegiatan SMS yang dulu pasti dilakukan semua remaja tahun 2000-an saat media sosial belum ada.
Walau begitu, novel ini cukup asyik untuk dinikmati kalau kalian mencari bacaan ringan dan renyah. Ada cerita-cerita lucunya, juga pertemuan Adit dan Ocha yang nggak tiba-tiba terjadi. Terus, ada plot twist juga di akhir cerita, yang kalian harus temukan sendiri dengan membaca novel ini.
Rating:
Leave a Reply