Bacabaca 11: Seniman Kaligrafi Terakhir oleh Yasmine Ghata

Ini sudah Selasa dan mari kita membahas buku apa yang saya baca selama satu minggu ini. Buku ini adalah buku ke-20 dari total 60 buku yang saya jadikan reading challenge di Goodreads. Sebagai sarana untuk lebih memperketat jadwal baca yang kurang akhir-akhir ini, saya membuat tantangan itu. Entah bisa atau tidak, setidaknya saya bisa memulai konsistensi lagi untuk membaca buku, atau koran, atau mungkin selebaran di pinggir jalan. 
Sebenarnya, buku ke-19 tidak saya bahas di blog ini. Mengapa? Karena buku itu termasuk jenis esai dan saya kira tidak akan begitu bisa dicerna jika saya tuliskan ulang ulasannya. Saya paling tidak bisa merangkum buku pengayaan atau kumpulan esai panjang. Saya takut pesan dari buku itu tidak tersampaikan. Sedikit bocoran saja, sebelum buku ini saya melahap habis buku kumpulan esai karya Goenawan Mohamad yang berjudul “Eksotopi”. Isinya bercerita tentang sejarah dan bagaimana sejarah itu tetap merah dan melekat dalam ranah pikiran manusia.
Kali ini, buku yang akan diulas tidak jauh-jauh dari novel. Novel roman yang agak sedikit berbau sastra-kontemporer. Entah darimana saya mendapatkan istilah ini, yang jelas, jenis roman seperti ini memang jenis-jenis roman yang sudah jarang kita temui di masa sekarang. Karena jenisnya seperti masa beberapa tahun lalu, mungkin saya bisa menyebut ini kontemporer. Unsur sastranya kental dan unsur kultural juga kondisi sosial di dalam latar cerita juga benar-benar unik.
Buku ini bercerita tentang sebuah kultur  yang mesti dihapuskan dari sebuah negara karena sekuleritas pemimpinnya. Masa itu, Ataturk yang dijuluki serigala hitam sedang memimpin Turki dan segala hal yang berbau sejarah, pun agama, mesti dihapuskan. Ataturk yang diktator sekaligus sangat sekuler juga netral terhadap agama, mencoba menghapuskan kultural yang sudah berabad-abad lamanya bernaung di Turki. Sebuah kultur seniman yang melulu ingat Tuhan. Sebuah kumpulan seniman yang mengabdikan seluruh hidup hanya untuk menghamba pada Tuhan. Seniman yang mempopulerkan huruf Arab dan menggambarkannya dengan indah, sebagai hiasan mesjid, hiasan kitab suci Al-Qur’an, hiasan pintu-pintu gerbang kerajaan, dan lain sebagainya.
Yasmine Ghata
Sejak Ataturk memimpin, mulanya seniman-seniman itu hanya dipindahkan ke sebuah akademi dan diberikan tempat tinggal. Tapi, lambat laun, pekerjaan bagi mereka semakin berkurang. Mereka yang notabene tak bisa hidup tanpa berdzikir lewat pena dan ibadah lewat kata, menjadi semakin mati. Mereka, seniman kaligrafi. Dan kisah ini dituturkan oleh penulis berkebangsaan Perancis-Turki, Yasmine Ghata, dengan sangat indah. Buku dengan judul asli “The Calligrapher’s Night (versi Bahasa Inggris)” dan “La Nuit des Calligraphes (versi Bahasa Perancis)” ini diterjemahkan dan dicetak ulang dengan judul “Seniman Kaligrafi Terakhir”. 
Para seniman tak bisa tinggal diam. Ada yang dengan beraninya masih menghembuskan dzikir di setiap tarikan garis dalam kaligrafinya, ada pula yang hanya bisa iba melihat kalamnya kaku, tintanya beku. Salah satu seniman yang paling cinta Tuhan, bernama Selim, ditemukan meninggal bunuh diri dengan sorban hijau melilit lehernya. Sejak saat itu, suasana pengungsian seniman kaligrafi menjadi makin tak kondusif. Dengan segenap keberanian, Rikkat, salah seorang pengurus para seniman tua, pergi dengan membawa warisan Selim. Sebuah kotak berisikan peralatan kaligrafi. Ini jelas membuat Rikkat menjadi lebih kuat lagi untuk menjadi seniman kaligrafi yang kala itu tak lazim bagi perempuan jika bekerja seperti ini.
Penampakan Buku
Rikkat harus rela untuk meninggalkan keluarga dan juga kehidupannya sebagai Ibu, hanya untuk mengabdi kepada Tuhan sebagai seniman, seniman kaligrafi. Rikkat pun menceritakan kisahnya di dalam buku ini dengan sisi pengarang sebagai sudut pandang orang pertama. Kisah pun dimulai dengan cerita ketika Rikkat sedang akan memulai pengajaran sebagai guru kaligrafi dan beralur mundur setelahnya. 
Ada beberapa hal yang menarik dalam buku ini. Istilah-istilah kaligrafi dan sufistik yang tak kita ketahui pada awalnya, dijelaskan secara terperinci dalam buku ini. Terlebih lagi, ada beberapa istilah yang memuat footnote atau catatan kaki untuk penjelasan lebih lanjutnya. Kisah sejarah Turki sejak kaligrafi dan aksara Arab masih mendominasi, sampai ketika masuknya abjad latin diceritakan pula dalam chapter yang berbeda. Membaca ini membuat saya menyelami kultur Turki yang sekuler sekaligus teratur.
Turki sempat menjadi pusat dimana aksara latin mulai ekspansi secara besar-besaran dan semua negara-negara Timur Tengah, hampir berkiblat pada Turki untuk program penumpasan buta aksara latin. Aksara Arab yang merupakan satu-satunya abjad komunikasi kepada Tuhan, perlahan-lahan dihapuskan. Dan ini membuktikan bahwa sejarah akan hilang pula bersama apa-apa yang tak memaksa untuk mempertahankannya. Untungnya, sebelum mati, Selim sempat mewariskan hartanya yang paling berharga, sebuah kotak berisi peralatan kaligrafi. Karena inilah, Rikkat menjadi satu-satunya seniman terakhir yang hidup sejak awal memimpinnya Ataturk sampai pada hari kematiannya. [Ayu]

Judul: Seniman Kaligrafi Terakhir
Penulis: Yasmine Ghata
Penerbit: Serambi
Genre: Roman, Sejarah, Sastra
ISBN: 978 – 979 – 024 – 005 – 6
Halaman: 206
Harga: Rp 31.000,-
Rating: 5/5
Gambar: random google


Related posts

18 responses to “Bacabaca 11: Seniman Kaligrafi Terakhir oleh Yasmine Ghata”

  1.  Avatar

    Sukses tak akan datang bagi mereka yg hanya menunggu tak berbuat apa-apa, tapi bagi mereka yg selalu berusaha wujudkan mimpinya

    Like

  2.  Avatar

    @Ayu Welirang waah jauh yaa, harus kilik2 misua dulu nih hehe

    Like

  3.  Avatar

    Selera bacaan Ayu berat2 juga yah :)Itu nanti jadi salah satu “filter” untuk mendapatkan pendamping hidup lho ^^Bagus, nda semua cowok punya selera baca spt Ayu.Lanjutkan ! Loh?hehehe

    Like

  4.  Avatar

    nguok dan dibahas buku yang sepertinya rada rada bikin pusing buat ngepahaminnya yah.boleh dicuri gak mbak ;p

    Like

  5.  Avatar

    numpang baca doank lalu kaburr 😛

    Like

  6.  Avatar

    Kemal attaturk? Pernah baca biografinya pas disandingin ama biografi bung karno! Sama2 sekuler dan sama2 memerintah dg tangan besi!

    Like

  7.  Avatar

    @Anak RantauIya nih. Keren. 😀

    Like

  8.  Avatar

    @Yayack FaqihMegang aja Bang? Kok gak dibaca? :3

    Like

  9.  Avatar

    @NFmain sini aja Mbaaaak ke Ciputat 😀

    Like

  10.  Avatar

    manteppp gan !!!

    Like

  11.  Avatar

    Wah, ratingnya 5 ya yuk? untuk kisah seniman wanita terakhir yang tidak lazim dijamannya hehehe…

    Like

  12.  Avatar

    jadi pengen megang bukunya, apalagi ada kata kaligrafinya 😀

    Like

  13.  Avatar

    Errr…sama aja Yuk, 19-20.. pencernaan saya rusak bacanya 😦

    Like

  14.  Avatar

    eeemmm… boleh pinjem?? 😀

    Like

  15.  Avatar

    Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal – hal yang Anda takuti.tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya 😀

    Like

Leave a comment

Search


Out Now!


Click banner to buy Not for IT Folks with discount!

Recent Posts


Tags


7 Divisi (7) Advertorial (4) Album Review (4) Antologi Ayu Welirang (4) Antologi HISTERY (2) Ayubacabaca (64) Ayu Welirang's Bibliography (11) BS-ing everyday (8) Buku (65) Cabaca (3) Central Java (14) Cerita Detektif (7) Cerita Investigasi (4) Cerita Persahabatan (2) Cerpen (10) Cerpen dari Lagu (5) Drama (6) Editing Works (3) Februari Ecstasy (2) Fiksi Kriminal (3) Forest Park (2) Go Kory Go! (2) Got Money Problem? (4) Halo Tifa (3) Heritage Sites (4) Hiking Journal (10) Hitchhike (4) Horror (3) Indonesia (37) Interview (2) Jakarta (10) John Steinbeck (3) Journal (19) Kopi (2) Kuliner (3) Kumcer (11) Latar Novel (2) Lifehacks (3) Living (4) Local Drinks (4) Local Foods and Snacks (5) Mata Pena (4) Media Archive (4) Menulis Adegan (2) Metropop (8) Mixtape (4) Mountain (18) Museum (2) Music Playlist (7) Music Review (4) My Published Works (15) NgomonginSeries (6) Nonton (6) Not for IT Folks (3) Novel Keroyokan (2) Novel Kriminal (4) Novel Thriller (4) On Bike (3) On Foot (4) On Writing (25) Pameran (2) Panca dan Erika (3) perjalanan dalam kota (3) Photo Journal (12) Potongan Novel Ayu Welirang (3) Publishing News (3) Review (75) Riset Tulisan (2) Santai (10) Sayembara-Novel-DKJ (3) Sci-fi (6) Sequel (4) Serial Detektif (2) Series Review (6) Short Stories (11) Sumatera (3) talk about living my life (3) Teen Fiction (2) TeenLit (2) Tentang Menerbitkan Buku (7) Terjemahan (6) Things to do in Jakarta (4) Thriller (8) Tips (35) Tips Menulis (28) to live or not to live (6) Translation Works (6) Travel Guide (3) Traveling (4) Travel Notes (2) Travel Stuff (2) Waterfalls (2) Wedding Preparation (5) Wedding Vendor Bandung (3) West Java (15) Worldbuilding Novel (2) Writing for Beginner (27) Writing Ideas (17) Writing Journal (38) Writing Prompt (9)

Newsletter


Create a website or blog at WordPress.com